Advertorial
Intisari-Online.com – Buat wanita kantoran yang suka mengenakan sepatu hak tinggi, ada berita bagus dan juga berita buruk tentang penggunaan sepatu hak tinggi.
Peneliti Inggris mengatakan bahwa bukti menunjukkan - baik wanita maupun pria – melihat mereka yang menggunakan sepatu hak tinggi tampil lebih menarik.
Hampir dua pertiga pelaku bisnis berpikir, sepatu hak tinggi membuat mereka lebih menarik – sebuah dorongan untuk citra diri, kepercayaan diri, dan wujud lahiriah secara umum.
Pria hampir dua kali lebih mungkin untuk tersenyum pada wanita dengan tumit terangkat dibandingkan kepada wanita bersepatu datar. Selain itu, tawaran bantuan dari pria juga sering mampir ke pemakai sepatu hak tinggi dari yang tidak.
Namun, mereka juga menunjukkan bahwa sepatu tersebut bisa menyebabkan sakit punggung, pergelangan kaki patah, keseleo, dan berisiko lebih dari dua kali lipat terkena bunion.
(Baca juga:Untuk Para Perempuan Pekerja Kantoran, Begini Menghilangkan Nyeri karena Memakai Sepatu Hak Tinggi)
Mereka menambahkan bahwa wanita yang memakai sepatu hak tinggi dapat menderita luka dari jari kaki hingga tulang belakang mereka. Lebih dari itu mereka pun berisiko tinggi jatuh.
Para ilmuwan malah melangkah lebih jauh dengan mengusulkan untuk dibikinnya aturan yang lebih ketat untuk melindungi wanita yang tidak mau dipaksa memakai sepatu hak tinggi di tempat kerja mereka.
Beberapa wanita memang mengeluh dengan keharusan untuk memakai sepatu hak tinggi sebagai bagian dari pekerjaan mereka.
Seorang pramugari mengatakan bahwa British Airways (BA) membuatnya merasa seperti 'pelacur' karena harus memakai sepatu hak tinggi di bandara. Meski begitu, BA tidak menyuruh staf mereka memakai sepatu hak tinggi saat bekerja di pesawat.
Kasus seorang resepsionis Nicola Thorp yang dipecat dari sebuah kantor di London karena datang ke kantor menggunakan sepatu datar, padahal seharusnya wajib mengenakan sepatu hak tinggi 2 in – 4 in, telah memicu munculnya sebuah petisi yang menuntut diberlakukannya undang-undang agar perusahaan tak menuntut karyawan wanitanya untuk mengenakan sepatu hak tinggi.
(Baca juga:Inilah Trik Sederhana agar Sepatu Hak Tinggi Tidak Menyakitimu Lagi, Dijamin Manjur)
Petisi itu telah menarik lebih dari 152.400 orang untuk menandatanganinya.
Sebuah tim di Aberdeen University meninjau 20 publikasi yang berkaitan dengan sepatu hak tinggi untuk menemukan risiko cedera dan nyeri muskuloskeletal yang tinggi.
Hasilnya dipublikasikan di jurnal BMC Public Health. "Ada tekanan pada wanita untuk memakai sepatu hak tinggi. Pengaruh selebriti seperti Victoria Beckham dan Kate Middleton yang terlihat modis saat memakai sepatu hak tinggi membuat wanita tidak berpikir panjang apakah mereka berniat atau tidak,” kata Dr. Max Barnish, salah seorang peneliti.
Beberapa kantor memang seperti mengharuskan karyawan wanitanya menggunakan sepatu berhak.
“Bukti menunjukkan wanita menderita patah tulang pergelangan kaki dan keseleo, sakit punggung, dan bunion. Tapi mereka dinilai menarik saat memakai sepatu berhak, dan itu menciptakan dilema bagi mereka. Kami merasa Pemerintah harus mengikuti jejak otoritas lain yang telah memperkenalkan undang-undang khusus untuk menangani praktik ini daripada mengandalkan undang-undang yang ada.”
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan, “Tidak ada majikan yang harus melakukan diskriminasi terhadap pekerja berdasarkan jenis kelamin - ini tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum. Seragam kantor harus mencakup persyaratan yang setara untuk pria dan wanita. Agar undang-undang tersebut lebih jelas bagi pengusaha dan karyawan, Pemerintah akan menghasilkan panduan baru mengenai seragan kantor.”
Jika masih dilema juga, video ini bisa memberi harapan.