(Baca juga: Potret Pendidikan di Finlandia: Waktu Belajar Hanya 3 Jam, Tak Ada PR dan Ujian, tapi Jadi yang Terbaik di Dunia)
Adapun izin operasionalnya masih dalam proses. Jam belajar di TK mulai pukul 08.00 hingga 11.00. Anak-anak TPA mulai belajr pukul 15.00 hingga 17.30.
Ada pula kegiatan mengaji bagi remaja pelajar SMP dan SMA pukul 18.30 hingga 20.30. Bang Jack sendiri yang mengajar anak-anak itu membaca Alquran.
"Jadi ini masih terkendala tempat. Waktunya dibagi-bagi. Untuk tempat saja, saya sampai bongkar kamar tidur. Nah, saya mengajar ngaji saja setelah pulang dari Unpad," jelas dia.
Seiring waktu, banyak yanng datang memberi bantuan peralatan mengajar. Mulai dari meja, kursi, dan buku bacaan.
Sebelumnya Bang Jack hanya menanfaatkan barang dan alas seadanya bagi murid-murid. Bahkan dia sekarang membuka perpustakaan umum.
Buku-bukunya berasal dari hasil bantuan beberapa donatur. Judul buku-buku tersebut mulai bagi siswa TK hingga mahasiswa.
Ratusan buku berbagai judul dia simpan di rak hasil buah tangannya di dalam rumah. Perjalanan mendirikan sekolah tersebut tak lepas dari suka dan duka.
(Baca juga: Hanya Karena Menolong Tukang Parkir yang Mengantuk)
Juru parkir ini sempat mendapat cibiran dari beberapa orang atas tekadnya mendirikan sekolah di tengah-tengah impitan ekonomi. Ia mengabaikannya.
Bang Jack lebih memilih perasaan bahagia yang datang melihat para siswa antusias belajar di sekolahnya.
"Sering saya dicibir, orang miskin kok bikin sekolahan. Orang putus sekolah kok bikin sekolah. Abdi mah lempeng saja (saya sih tetap saja) karena memang ini tekad saya. Dorongan keluarga dan orangtua siswa juga yang membuat saya bisa bertahan," paparnya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR