Intisari-Online.com – Wilayah tua di sebelah barat Amerika Serikat sejak dulu memiliki kisah-kisah hantu, namun tidak ada yang lebih aneh daripada kisah seekor banteng muda bertanda "Mati" di badannya.
Sejak tahun 1890 hingga 1920, para peternak masih berdiri kuduknya mengenang legenda tersebut.
(Baca juga:Putri Kematian yang Akhirnya Tenggelam Bersama Kapal Titanic)
Kisah itu berawal tahun 1890 di Brewster County, Texas, tempat dua bersaudara Zack dan Gill Spencer bekerja mengurus hewan ternak bertanduk panjang ini.
Keduanya sejak dulu memang akrab, namun sifat temperamental mereka seringkali berubah menjadi pertengkaran hebat.
Tiba-tiba timbul perselisihan di antara mereka tentang seekor banteng muda yang menawan dengan kedua tanduknya yang panjang.
"Ayo kita cari jerami saja," usul Gill untuk mematah pertengkaran.
"Aku lebih suka pakai senjata ini," ujar Zack sambil mencabut senjata berukuran enam inchi keluar dari sarangnya, lalu seketika menembak adiknya sampai mati.
Setelah amarahnya reda, Zack meraung-raung penuh penyesalan. Dengan rasa pilu diangkatnya tubuh sang adik ke atas punggung kudanya.
Seorang peternak bertanya kepadanya apa yang harus dicapkan pada bagian badan banteng muda itu.
"Dengan cap yang sama seperti yang ada di atas kuda saya," Zack menjawab di antara sedu sedannya.
"Caplah kata "mati" lalu lepaskan dia. Kumohon pada Tuhan agar arwah yang penasaran itu menghantui wilayah ini sampai 1.000 tahun ke depan!"
Sore itu juga dia mengubur adiknya, sebelum akhirnya ia bunuh diri.
Kutukan kematian
Beberapa bulan kemudian, anak banteng bertanda itu mulai muncul di berbagai negara bagian yang saling berjauhan.
Yang sungguh mengejutkan, banyak orang yang melihat sekilas kemunculannya pada akhirnya membunuh atau dibunuh.
Seorang koboi melihatnya dan memberitahu kedua sahabat terdekatnya tentang hal itu. Ketika mereka menuduhnya mengada-ada, si koboi marah kemudian menembak mati keduanya.
(Baca juga:Demi Memprotes Festival Dikejar Banteng, Ratusan Muda-Mudi Ini Tampil Telanjang)
Giliran seorang pemilik peternakan terkena tulah. Tanpa sengaja ia melihat banteng muda itu.
Beberapa jam kemudian ia terlibat pertengkaran keluarga. Dengan dingin ia lalu menghabisi saudara ipamya.
Peristiwa tragis juga menimpa seorang pemuda yang bekerja sebagai penembak jitu.
Ketika tiba-tiba ia melihat banteng itu berdiri di pinggir rel kereta yang sepi, ia panik lalu melarikan diri meninggalkan pekerjaannya.
Di kota terdekat, dia lalu menyerahkan senjatanya pada polisi setempat. Ironisnya, si kepala polisi itu salah tafsir. la justru menembak mati pemuda itu.
Orang meyakini, banteng itu telah mati lalu rohnya yang penasaran berkelana ke seluruh penjuru.
Perubahan fisiknya pun terlihat nyata, sebab banteng muda itu sudah berubah menjadi banteng jantan dewasa yang perkasa.
Lon Allan, seorang peternak Montana mengatakan di tahun 1920, "Cap yang menempel di badannya terlihat jelas, berwama merah segar dan lukanya tidak sembuh seperti seharusnya karena tidak ditumbuhi rambut. Lukanya tetap segar dan mengerikan bila terkena cahaya bulan seakan-akan cap itu baru saja ditorehkan."
Allan sudah menjalin kemitraan dengan temannya Cole Farrell di sebuah peternakan kecil di sebelah peternakan D-Down milik Faye Dow.
Karena menginginkan peternakan kecil itu, suatu malam Dow memanggil Allan ketika mengetahui Farrell ada di dalam kota. Dia berhasil meyakinkan Allan bahwa temannya itu telah berselingkuh dengan pacarnya.
Terbakar rasa cemburu, di tengah malam Allan bersembunyi di semak-semak sambil menyandang senapan berukuran enam inchi di tangannya.
Ketika derap langkah kuda berbunyi di sepanjang rel, dia melompat keluar dari semak-semak dan siap membunuh.
Ternyata yang dilihatnya di bawah cahaya bulan yang redup bukan kuda Cole Farrell, melainkan banteng bertanda "Mati" di badannya.
Karena panik, Allan menembakkan empat peluru yang menghantam bagian kepala makhluk itu. Hewan itu menatapnya dengan pilu kemudian menghilang.
Faye Dow mendengar bunyi tembakan itu lalu dengan tergesa-gesa menuju ke tempat kejadian.
Ternyata memang telah terjadi penembakan. Allan ditemukan terluka, sedangkan Dow tewas dengan dua peluru bersarang di tubuhnya.
Dalam pengadilan unik yang berlangsung sesudahnya, Allan berdiri sebagai saksi membela dirinya sendiri serta membela kehadiran banteng itu.
(Baca juga:Perhatikan dengan Saksama, Ada Tangan Misterius dalam Foto Buruh Perempuan Bertahun 1900 Ini)
Memang, katanya, dia melihat makhluk menakutkan itu dan telah membunuh seorang pria beberapa detik kemudian.
Pasalnya, mitranya sedang menunggang kuda menuju ke peternakan, seandainya dia tidak membunuh banteng itu, dia akan membunuh sasaran orang yang salah.
Juri dan hakim membutuhkan waktu sepuluh menit untuk membebaskan Allan dari segala tuduhan.
Arwah banteng dengan tanda cap di badannya pun seakan lenyap ditelan waktu. Tak ada seorang pun pernah melihatnya lagi.
(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)