Intisari-Online.com - Ada pepatah lawas yang menyatakan: mulutmu harimaumu.
Artinya kira-kira, awas hati-hati, bencana bisa saja datang akibat dari perkataan kita sendiri.
Pepatah ini seperti yang terjadi pada sepasang suami-istri di sebuah kota di Jawa.
Selama 21 tahun menikah, kehidupan perkawinan mereka sebenarnya baik-baik saja. Bahkan sudah dikaruniai 3 anak.
Akan tetapi tiba-tiba saja, terbetikkabar bahwa rumah tangga mereka sedang dilanda prahara.Gara-garanya, si suami kawin lagi secara diam-diam.
(Baca juga: Beginilah Jejak Poligami Zaman Purba 3,6 Juta Tahun Lalu)
Kisah ini diceritakan oleh A. Dardiri Zubairi, penulis di Kompasiana dalam tulisannya “Pelajaran Buat Istri, Jangan Pancing Suami Poligami”.
Awalnya, suami yang merupakan sahabat dari penulis ini, tidak ketahuan kalau kawin lagi.Sebab, istri mudanya ini tinggal jauh di luar kota.
Tapi hati-hati, jangan pernah meremehkan feeling istri!Apalagi kalau sudah menikah lebih dari dua dekade, tentu hapal betul tingkah laku suaminya.
Ibaratnya, seperti sopir bus kota yang melayani rute tetap.
(Baca juga: Perempuan yang Dipoligami Sering Menderita Emosi Negatif)
Sopir paham betul kapan jam-jam macet, kapan padat penumpang, kapan ada razia polisi, bahkan sampai lubang-lubang mana di aspal yang harus dihindari.
Begitu juga seorang istri terhadap suaminya.
Istri sudah hapal segala kebiasaan, perilaku, trik, siasat, bahkan sampai aroma dari suaminya sehari-hari.
Nah, dalam kasus suami yang kawin lagi tadi, rupanya dia juga sudah masuk dalam zona radar pengawasan melekat sang Istri.
(Baca juga: Mengenang Adnan Buyung Nasution: Bukannya Tak Mau Poligami, tapi...)
Maka ketika kecurigaan Istri sudah pada puncaknya, sang suami akhirnya dicokok dan diinterogasi secara intensif.
Tanpa banyak berkelit lagi, suami itu mengiyakan bahwa telah berpoligami.
Dan, pecahlah huru-hara di rumah tangga itu. Karena rupanya si istri tidak mau dimadu.
Sebenarnya penulis merasa heran dengan kelakuan suami yang kebetulan sahabatnya itu.
Kalau menyimak dari “potongannya”, dia sebenarnya tidak ada tampang untuk kawin lagi. Tapi kenapa nekat dilakukannya juga?
Setelah penulis mengajak berdialog dengan tenang, suami ini akhirnya menjelaskan panjang lebar alasannya. Pada intinya, dia mengaku salah.
Hanya saja, suami itu ternyata punya argumentasi menarik.
“Salah satu alasan saya berani poligami, karena istri saya selalu memancing saya,” ungkap dia.
Rupanya dalam berbagai kesempatan, istrinyasering berkata: “Gak apa-apa kalau mau istri lagi, asal Mas laku.”
Ucapan itu tidak sekali dua kali diucapkan. Cukup sering. Bahkan penulis ingat, ia pernah mendengarnya sendiri.
Suami itu juga bercerita, suatu hari pernah ada perempuan lajang yang kebetulan – maaf - terlambat menikah, main ke rumah pasangan itu.
Entah apa motivasinya, istri ini malah menggoda perempuan ini dengan berkata, “Kalau kamu mau, gak apa-apa jadi istri suami saya. Kamu bisa tinggal di sini, serumah dengan saya.”
Ucapan itu terdengar sangat serius. Seperti tidak dalam suasana bercanda, kata suami kepada penulis.
Entah apa yang menjadi pemicu. Mungkin saja, suami ini sedang lepas kontrol.
Atau mungkin dalam istilah masyarakat sehari-hari, kebetulan“ada setan lewat”. Apa yang sering diucapkan Istri, benar-benar terjadi pada suaminya.
Suatu kali saat suami ini sedang dinas luar kota, ia bertemu seorang perempuan yang ternyata bersedia dinikahinya.
Namun ternyata akibatnya cukup fatal. Rumah tangga itu menjadi seperti perahu yang hampir karam. .
Banyak yang bisa kita pelajari dari kisah di atas. Penulis sendiri hanya bisa berkesimpulan, agar para istri jangan sekali-kali memancing suami berpoligami.
“Apalagi penyampaiannya seolah serius. Bagi suami yang ‘kreatif’ ucapan itu bisa dimaknai sebaliknya,” tulis Zubairi.