Intisari-Online.com -Ini adalah cerita tentang Abdul Majeed Mengal. Menurut kabar yang beredar luas, laki-laki 70 tahun asal Pakistan ini punya 5 istri dan 54 anak (12 di antaranya sudah meninggal).
Pertanyaannya: bagaimana ia mengatur waktu bersama keluarganya?
Di masa muda, Majeed adalah sosok yang sangat bugar. Oleh sebab itu, mengaku bisa berhubungan seks setiap hari.
(Baca juga:Naryo Si Pria Beristri Sembilan yang Tinggal Serumah dan Kadang Bercinta Ramai-ramai)
“Namun, beberapa anak saya sudah meninggal dunia. Saya bekerja keras dan memberikan pendidikan bagi anak-anak saya. Kini saya sudah tua dan tak kuat lagi,” tambah Abdul Majeed.
Tentu saja puluhan anak ini tidak datang dari satu orang istri. Abdul Majeed menikahi istri pertamanya saat dia berusia 18 tahun.
Sepanjang hidupnya, Abdul Majeed menikah sebanyak lima kali, jadi rata-rata dari setiap istri dia memiliki 10 orang anak.
Sebagian besar anak Abdul Majeed berusia di bawah 10 tahun dan putri bungsunya baru berusia dua tahun.
“Saat masih bayi mereka tak mendapatkan cukup susu karena saya kehabisan uang sehingga mereka meninggal dunia,” ujar Abdul Majeed mengisahkan 12 anaknya yang sudah tiada.
“Salah seorang istri saya meninggal dunia bersama anaknya. Dia jatuh sakit dan saya tak punya uang untuk berobat, akhirnya dia meninggal dunia,” kenang Abdul Majeed.
Sekadar informasi, sepanjang hidupnya, Abdul Majeed hanya bekerja sebagai seorang pengemudi truk dengan penghasilan maksimal 25 ribu rupee atau sekitar Rp3 juta.
Putra tertuanya, Abdul Bari Mengal (32) kini mengikuti jejak ayahnya bekerja sebagai pengemudi truk untuk mencari nafkah.
Abdul Majeed dan putra tertuanya adalah sumber penghasilan bagi keluarga “super besar” itu dan upah yang mereka peroleh digunakan untuk memberi makan seluruh anggota keluarga.
(Baca juga:Meski Hidup Seatap, Pria Ini Tak Berbicara dengan Istri Selama 20 Tahun)
Keluarga besar ini tinggal di sebuah rumah berkamar tujuh dan anak-anak itu tidur terpisah dari ibu mereka.
Untuk menunjukkan rasa sayang yang adil, Abdul Majeed secara bergantian mengajak anak-anak dan ibunya saat menghadiri acara-acara keluarga.
Meski hidup keluarga ini terkadang diwarnai kesulitan ekonomi, Abdul Majeed yakin keluarganya hidup bahagia.
“Kami bisa makan setiap hari, dan setiap kali makan tersedia setidaknya 100 roti. Ini memang kehidupan kami, dan kami akan menjalaninya,” ujar Abdul Majeed.
“Harga pakaian mahal, jadi kami membeli pakaian hanya untuk anak-anak dan menjahit sendiri pakaian untuk kami,” ujar dia.
Namun, Abdul Majeed mengakui, sepuluh anaknya yang paling muda tak bersekolah karena dia tak memiliki biaya.
“Saya bekerja agar anak-anak mendapatkan pendidikan. Namun, anak-anak saya yang tertua belum mendapatkan pekerjaan,” tambah dia.
“Mereka sudah lulus sekolah tetapi belum dapat pekerjaan. Sehingga pendidikan yang mereka peroleh sia-sia. Saya hanya bisa berdoa agar mereka segera bekerja,” kata Abdul Majeed.
Meski kesulitan sementara usianya terus bertambah, Abdul Majeed menolak menerima bantuan keuangan. “Entah bagaiamana caranya, kami pasti bisa mengatasi membesarkan anak-anak kami,” Abdul Majeed menegaskan.