"Dengan penuh kesabaran kita bisa menanyakan kembali kepada anak maksudnya, karena hal ini bermanfaat untuk merefleksikannya,"kata Dra.Puji Prianto, psikolog dari Fakultas Psikologi Ul.
Menurut dr. Paat seorang konsultan keluarga dalam karangannya mengenai pendidikan seks, pada usia 2,5 tahun anak sebenarnya sudah bisa diberikan penjelasan mengenai pendidikan seks.
"Mulailah dengan memperkenalkan perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, bahwa laki-laki mempunyai 'burung',sedangkan anak perempuan mempunyai 'celah'" katanya.
Cara pipisnya pun dijelaskan, karena laki-laki punya "kran" harus berdiri, sedangkan perempuan berjongkok.
Perbedaan jenis kelamin ini bisa juga diungkapkan melalui gambar skematis.
Seorang anak usia 3 - 4 tahun yang menanyakan asal usul adiknya, belum perlu diuraikan soal teknisnya, melainkan bisa dijelaskan kira-kira sbb:"Ayah sayang sama Ibu, makanya dikasih hadiah adik. Tapi adik juga buat kamu untuk disayang."
Di sini sekaligus untuk menyadarkan bahwa ia juga ikut memiliki sang adik.
Bila anak mencapai usia 4 - 5 tahun, sudah bisa dijelaskan melalui bagan atau gambar.
Mungkin untuk membantu, kita bisa mencari buku mengenai pendidikan seks lengkap dengan bagan sederhana yang mudah ditangkap anak.
Saat anak menginjak usia 6 tahun, menurut dr. Paat, dapat dijelaskan peranan "bibit" sang ayah "bersahabat" dengan "bibit" sang ibu, yang kemudian menciptakan "sang adik"
Keterangan juga bisa lewat bagan atau gambar.
Lebih meningkat lagi, pada usia di atas 6,5 – 8 tahun, soal kehamilan dan kelahiran dapat diuraikan dengan menunjukkan bagan alat kelamin sang ayah dan bagan di mana sang adik "disimpan" dalam perut sang ibu.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR