Kota Tanpa Sampah Ini Layak Ditiru

Agus Surono

Editor

Tong-tong tempat menaruh sampah
Tong-tong tempat menaruh sampah

Intisari-Online.com – Sampah menjadi persoalan pelik bagi sebuah kota.

Seperti Jakarta misalnya. Setiap hari menghasilkan lebih dari 7.000 ton sampah. Sementara pengelolaan sampah yang belum bagus, hampir sebagian besar sampah itu mengalir ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Di luar itu budaya membuang sampah belum kuat mengakar sehingga dengan mudah kita menemukan sampah bertebaran di ruang publik.

Dalam kondisi seperti itu, rasa-rasanya melihat kondisi sebuah kota kecil di Jepang barat ini telah menimbulkan keirian yang amat menyesakkan dada.

Kota Kamikatsu ini memang penduduknya sangat jauh dibandingkan dengan jumlah penduduk di Jakarta. Hanya 200.000, sebuah jumlah sekuku ireng Jakarta yang mencapai hampir 10 juta.

Kamikatsu dikenal setelah upayanya menjadi kota bebas sampah disebarluaskan melalui YouTube.

(Baca juga: Kejamnya Pergaulan Mama-mama Jepang)

Video dokumenter yang berjudul How This Town Produces No Trash dengan narasai bahasa Inggris itu menjelaskan bagaimana penduduk kota Kamikatsu di Prefektur Tokushima dengan rajin memilah dan mendaur ulang limbah mereka sesuai dengan 34 kategori yang ditentukan, mengupas label, dan memisahkan tutup botol.

(Saat ini kategori tersebut telah meningkat menjadi 45 karena video tersebut diproduksi pada akhir tahun 2015)

Ada juga sistem kompos untuk sampah organik di seluruh kota. Sampah yang tidak diinginkan ditukar dan diberikan secara gratis di toko khusus.

Video itu telah dilihat lebih dari setengah juta orang sejak diunggah di YouTube oleh Seeker Stories.

Kota di bukit yang indah ini telah menerima delegasi dari pemerintah kota dan organisasi lingkungan dari setidaknya 10 negara.

Hor Heang, seorang mahasiswa berusia 22 tahun di Universitas Hukum dan Ekonomi Kamboja yang mengunjungi kota tersebut pada bulan Desember, mengatakan, "Kita harus mengikuti petunjuk ini karena masalah sampah di Kamboja telah tumbuh serius dengan perkembangan ekonominya."

(Baca juga:Samurai, Ninja, Ronin, Apa Perbedaannya? Inilah Penjelasan Lengkap tentang Prajurit Tradisional Jepang)

Kota tersebut mengumumkan pada tahun 2003 bahwa pada tahun 2020 akan berhenti menghasilkan limbah sama sekali, sebagai tujuan "zero waste" -nya.

Saat ini hampir 80 persen limbah non-organiknya sudah bisa didaur ulang, sebuah angka yang jauh di atas angka rata-rata nasional Jepang yang sekitar 20 persen.

Di TPA Hibigaya, satu-satunya tempat pengumpulan limbah Kamikatsu, ditempatkan puluhan keranjang untuk mengumpulkan kaleng baja, kaleng aluminium, botol kaca, tutup plastik, dan kemasan kertas di antara barang-barang kategori sampah lainnya.

TPA ini juga menjadi toko tempat penduduk kota untuk membawa barang-barang yang sudah tidak dipakainya lagi dan membawa pulang barang yang mereka inginkan secara gratis.

"Saya akan senang jika model Kamikatsu ini menyebar ke seluruh dunia," kata Akira Sakano, 28, yang memimpin organisasi nirlaba Zero Waste Academy yang mengoperasikan tempat pengumpulan limbah.

"Kami berharap bisa mewujudkan cita-cita kota ini dan menyebarkan gerakan ke daerah lain pada saat bersamaan," katanya.

Kapan kota-kota di Indonesia bisa meniru cara seperti ini ya?

Artikel Terkait