Duh, Pokemon Go Dorong Anak Jepang di Bawah Umur untuk Berkeliaran di Malam Hari

Bramantyo Indirawan

Editor

Duh, Pokemon Go Dorong Anak Jepang di Bawah Umur untuk Berkeliaran di Malam Hari
Duh, Pokemon Go Dorong Anak Jepang di Bawah Umur untuk Berkeliaran di Malam Hari

Intisari-Online.com – Pokémon adalah sebuah franchise yang didasarkan dari kartun asal Jepang tentang mahluk menyerupai monster yang dapat ditangkap, dipelihara, dan dilatih oleh manusia. Pokémon Go menjadi salah satu game telepon pintar (iOS dan Android) yang telah diluncurkan pertengahan tahun 2016 ini di berbagai negara. Permainan tersebut mendapatkan respon besar oleh mereka yang telah memainkannya.

Para pemainnya seakan telah mengalami demam dan berbagai hal unik terjadi akibat permainan Pokémon Go. Jepang sendiri baru bisa memainkan aplikasi ini di akhir bulan Juli. Tentunya respon besar muncul di negara Matahari Terbenam itu. Sebulan telah berlalu dan anak-anak ikut serta memainkan Pokemon Go hingga sebuah fenomena terjadi.

Sebanyak 553 anak di bawah umur yang berada di kota Tokyo berkeliaran pada malam hari dan berhasil tertangkap oleh kepolisian Ibukota Jepang itu. Peningkatan itu dianggap terjadi akibat permainan yang mengajak kita untuk menangkap Pokemon. Selain itu musim panas juga menjadi faktor pendukung yang memberikan anak-anak waktu untuk terus berkeliaran pada malam hari.

Sejak permainan buatan perusahaan Niantic diluncurkan di Jepang pada 22 Juli, peningkatan anak yang berkeliaran malam hari meningkat. Mereka yang tertangkap juga sedang memainkan Pokemon Go. Pada bulan Juli sendiri kepolisian menangkap sekitar 449 anak yang berkeliaran di luar pada jam 11 malam hingga 4 pagi.

Sedangkan pada bulan Agustus ini telah mencapai 104 anak yang tertangkap berkeliaran di malam hari karena ingin bermain Pokemon Go. Kepolisian juga mengkategorikan anak-anak yang bermain di malam hari. Bagi yang berumur 17 tahun menjadi peringkat pertama dengan jumlah 195, kemudian anak berumur 16 tahun berjumlah 134, dan mereka yang berumur 15 tahun berjumlah 106.

Penanganan sudah cukup baik dengan menahan anak-anak agar jauh dari bahaya. Bagaimana dengan Indonesia ya? Sepertinya orangtua sendiri yang harus mengurus anak-anak mereka agar aman dan tidak keluyuran malam hari.

(thejapannews.com)