Pelajaran dari Burung Pipit Kecil yang Menyelamatkan Diri dengan Sayapnya Sendiri

Moh Habib Asyhad

Editor

Burung pipit yang selalu membawa batu kesedihan
Burung pipit yang selalu membawa batu kesedihan

Intisari-Online.com – Ada sebuah pohon beringin yang besar di hutan, cabang-cabangnya menyebar terlihat kokoh.

Masing-masing cabang kokoh ini memiliki anak cabang yang lebih kecil sehingga cabang-cabang pohonnya terlihat makin banyak lagi.

(Baca juga:Belajar dari Keberhasilan Itu Sudah Biasa, Belajar dari Kegagalan Itu Baru Luar Biasa)

Ranting-ranting kecil dari cabang pohon beringin itu dipenuhi dengan dedaunan. Dan pada salah satu rantingnya bertengger si burung gereja kecil.

Burung gereja itu berkicau dengan riang. Nadanya yang tinggi memenuhi udara dan bergema melintasi hutan.

Lagu kicauannya terdengar menyenangkan.

Tiba-tiba, terdengar embusan angin kencang yang segera berubah menjadi badai.

Awalnya, ranting tempat burung gereja itu bertengger, mulai bergetar dan bergoyang. Terus bergoyang seiring angin bertiup dengan kekuatan yang makin lama makin membesar.

Lalu seluruh cabang mulai bergoyang tak terkendali. Segera saja pohon beringin yang besar itu terhuyung-huyung di bawah pengaruh badai yang dahsyat.

Pohon beringin besar itu bergetar dengan hebat saat angin ribut menyerangnya. Sesaat, cabang kecil tempat burung gereja itu bertengger tetap tegak, namun akhirnya cabang itu patah.

Apa yang terjadi pada burung pipit kecil itu?

Tidak ada yang terjadi pada burung gereja karena ia terbang begitu saja. Ia mengepakkan sayapnya bahkan saat rantingnya patah dan ia terbang begitu saja.

Burung gereja itu terselamatkan karena bergantung pada sayapnya sendiri daripada ia harus mendapat dukungan atau bantuan dari daun, ranting, atau cabang pohon.

Dalam hidup kita, kita ingin melihat agar tempat bertengger kita tidak terganggu oleh angin perubahan.

Namun, masalah dan bencana bisa menyerang dengan segala kekuatan dan tampaknya berpotensi untuk mencabut tempat kita bertengger.

(Baca juga:Kisah Burung Pipit yang Terus Membawa Batu Kesedihannya ke Mana Saja)

Pada saat seperti itu, jangan bergantung pada ranting tipis atau bahkan cabang yang tampaknya kokoh yang ditawarkan oleh dunia.

Bergantunglah pada sayap kita sendiri dan kita akan selalu aman.

Apakah sayap itu? Mereka adalah sayap iman dan kepercayaan diri.

Artikel Terkait