Intisari-Online.com - Ketika Arab Saudi dan sejumlah negara lainnya di kawasan Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 6 Juni 2017 lalu, ratusan ribu unta dan domba pun ikut jadi korban.
Ratusan ribu unta dan domba milik para peternak Qatar yang selama ini dipelihara dengan cara menyewa padang gembalaan di kawasan Arab Saudi, ternyata terkena imbas dari pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan secara mendadak itu.
Sewaktu pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar diumumkan penuh emosional oleh Arab Saudi, warga Qatar yang tinggal di Arab Saudi bisa dikatakan langsung diusir tanpa punya waktu memprsiapkan diri secara memadai.
Ratusan ribu ternak milik Qatar yang berada di padang gembalaan Arab pun harus segera pergi dalam waktu 36 jam.
Perintah pengusiran ribuan ternak yang sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang poitik itu memang tidak membuat panik para unta dan domba.
(Baca juga: Jika Arab Saudi dan Qatar Akhirnya Berperang, Khususnya di Udara, Maka AS yang akan ‘Senang’)
Tapi para peternak Qatar jelas kelabakan karena untuk mengevakuasi ratusan ribu ternak tidak tersedia alat transportasi yang cukup.
Akhirnya ribuan unta dan domba milik para peternak Qatar terpaksa pulang jalan kaki ke negaranya yang sama sekali tidak memiliki padang penggembalaan.
Dalam perjalanan melintasi padang gurun yang panasnya mencapai 50 derajat Celsius, ratusan unta dan domba yang kelelahan dan kelaparan akhirnya mati.
Hingga saat ini di pinggir jalan raya yang menghubungkan Qatar-Arab Saudi masih banyak ditemui kawanan unta yang terlantar dan bahkan bergelimpangan mati.
Para peternak memang sudah berusaha untuk memberikan makanan dan air tapi jumlahnya terbatas.
(Baca juga: Qatar Alami Krisis Pangan, Ribuan Sapi Langsung Naik Pesawat. Bagaimana Caranya?)
Ternak unta dan domba yang bisa dievakusi ke Qatar jumlahnya termasuk sedikit dan untuk memenuhi kebutuhan daging, Qatar melakukan impor ribuan sapi hidup dari AS serta Australia.
Namun para peternak Qatar hingga saat ini masih dalam kondisi stress karena sekitar 150.000 unta dan domba belum berhasil dievakuasi serta ada kemungkinan tidak terawat dengan baik.