Intisari-Online.com – Empat anak kami yang sudah berumah tangga semuanya pulang ke rumah saat akhir pekan sehingga kami memutuskan untuk pergi makan siang.
Pusat perhatian kami adalah cucu balita kami. Ia belum pernah makan pancake sebelumnya, jadi kami sangat senang saat ia mencobanya.
Kami selalu mencoba untuk membuat makanan keluarga kami menjadi spesial.
Kali ini kami memutuskan untuk memesan setiap jenis pancake yang restoran ini miliki dan meminta agar mereka menyajikannya di satu piring untuk keluarga besar.
Kami masing-masing bergantian menyendoki dan juga memberi makan bayi itu. Terlihat lingkungan yang indah di meja dan banyak senyuman melihat kami.
Saat kami melihat sekeliling meja, menikmati pemandangan yang indah ini, seorang pria di meja dekat kami menarik perhatian kami.
Ia sedang menikmati sarapannya sendirian dengan tenang, di sudut restoran.
Ia sering melihat ke meja kami dan tersenyum saat cucu kami terus menghibur kami.
Tiba-tiba, terlintas sebuah ide dalam benakku.
Aku membuat kartu senyum dan menyelinapkan pada pelayan.
Aku menjelaskan pada pelayan itu bahwa aku ingin membayar tagihan pria itu tanpa diketahui dan untuk mengganti kwitansi pembayarannya, pelayan itu bisa memberinya kartu senyum.
Sarapan pagi kami yang santai masih berlangsung setelah pria itu pergi.
Pelayan datang dan mengatakan kepada kami bahwa pria itu telah menerima kartu senyum dan membayarkan tagihan meja lain sebelum ia pergi. Betapa hebatnya!
Tidak hanya itu, pelayan itu kemudian kembali lagi dan mengatakan kepada kami bahwa meja kedua sekarang membayarkan meja orang lain dan menyampaikan kartu senyum juga.
Aku tidak percaya ketika pelayan datang kembali dan mengatakan kepada kami bahwa meja ketika telah melakukan hal yang sama.
Benar-benar menakjubkan! Hingga pada saat kami pergi, setengah ruangan di restoran itu akhirnya membayar untuk meja yang berbeda. Bukankah itu bagus?