Apalagi gempuran senapan mesin berat Mujahidin yang selama ini bisa merontokkan rotor belakang heli tempur bisa diatasi dengan cara terbang sepasang.
Heli tempur yang terbang rendah bertugas menghantam posisi gerilyawan dari jarak dekat.
Sedangkan heli tempur yang terbang di atasnya dan berfungsi sebagai air cover, bertugas menghantam gerilyawan sebelum mereka memiliki kesempatan menembakkan senjatanya.
Supremasi heli tempur Rusia yang mengakibatkan perlawanan pejuang Mujahidin makin melemah itu membuat pasukan AS dan agen CIA yang selama ini telah memberikan dukungan militer, tak mau tinggal diam.
(BACA JUGA: Mengganti Nama di WA Menjadi “Calon Mayat”, Pria Ini Akhirnya Meninggal Karena Kecelakaan)
Rudal antipesawat yang baru saja diproduksi oleh militer AS, Stinger dan Blowpipe yang bisa dioperasikan dengan cara dipanggul mulai dikirim ke Afghanistan.
Setelah mendapat pelatihan cara mengoperasikan Stinger dan Blowpipe, pejuang Mujahidin kemudian dipercaya untuk mengoperasikan senjata perontok pesawat tempur itu secara mandiri.
Agar mampu menembak heli Soviet secara telak dan dipastikan bisa jatuh, setiap satu heli tempur Soviet yang sedang mengudara disediakan dua Stinger.
Rudal panggul Stinger yang dioperasikan pejuang Mujahidin akhirnya mulai memakan korbannya.
Pada bulan Oktober 1986, sejumlah heli tempur Soviet yang tengah melancarkan serangan satu persatu berhasil dirontokan oleh rudal yang sanggup mencari sendiri sasarannya berkat alat penjejak panas itu.
Kehadiran Stinger dan Blowpipe membuat setiap heli tempur yang sedang mengudara untuk sejumlah misi tempur , terbang dalam situasi tegang dan ketakutan.
Apalagi para penembak Stinger bukan hanya sembunyi tapi juga kerap melancarkan serangan berani mati di pangkalan udara Soviet.
Hingga tahun 1987, setiap hari, paling tidak satu heli tempur Soviet berhasil ditembak jatuh oleh Stinger. Akibatnya, kekuatan tempur Soviet di Afghanistan merosot drastis.
Senjata-senjata baru yang dipasang di heli tempur dan dukungan tembakan artileri terhadap sarang gerilyawan ternyata tak mampu melumpuhkan perlawanan pejuang Mujahidin.
Akhirnya, tak ada pilihan lain bagi Soviet kecuali segera menarik mundur pasukannya dari Afghanistan tanpa syarat.
(BACA JUGA:Ini Dia Jam-Jam Berbahaya Untuk Mandi)
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR