Intisari-Online.com – Sebagai hajatan nasional terbesar kedua setelah Pemilu, mudik menyimpan dinamika tersendiri.
Kadang berbagai pengalaman mengesankan maupun merepotkan muncul di tengah perjalanan.
Tahun lalu, putra Anda cuma satu. Kini, ditambah istri yang sedang mengandung, bahkan mertua yang di saat-saat terakhir memutuskan nebeng Anda.
Kalau mikir repotnya, acara mudik bisa layu sebelum berkembang.
Itu sebabnya diperlukan manajemen mudik yang baik, terutama jika Anda "bedol kota" bersama keluarga.
Tempatkan faktor manusia sebagai pokok perhatian utama. Yang harus lebih diperhatikan keamanan dan kenyamanannya, tentu bukan istri atau mertua. Tapi putra-putri tersayang, terutama yang masih balita.
Untuk menjaga berbagai kemungkinan, sebaiknya pasang jok khusus buat balita di kursi belakang. Perhatikan, posisi duduk anak dan pelindungnya harus pas.
Misalnya, pengikat atau penyangga bagian atas harus melewati dada dan-bahu, sedangkan tali penjaga bawah menekan pinggang, bukannya perut.
Buat ikatan semoderat mungkin, tidak memberi peluang anak untuk nyeplos atau sebaliknya, sesak napas.
Jangan sembarang timbun
Bukan anak-anak namanya kalau tidak rewel. Untuk itu, jangan biarkan si kecil kurang tidur sebelum memulai perjalanan. Bawa serta mainan kesayangannya, supaya dia tidak memelototi objek tertentu saja.
Kalau perhatiannya terfokus pada satu hal, selain membosankan, buah hati juga bisa mual. Pada saat-saat tertentu, buatlah permainan sederhana yang membuat si kecil melupakan durasi perjalanan.
Misalnya, sediakan hadiah-hadiah kecil yang membuat mereka bersemangat. Ada hadiah yang bisa dibuka hanya setelah sampai Cikampek, Cirebon, Surabaya, dan seterusnya.
Ini akan merangsang anak mengenal medan mudiknya. Kalau perlu, lengkapi mereka dengan peta buta dan tantang untuk "main tebak-tebakan".
Namun, jangan membuat permainan yang memaksa otak bekerja terlalu keras.
Setelah itu, jangan lupakan tetek bengek si kecil yang lain. Mulai baju tidur kesayangan, selimut kecil, handuk, topi, makanan ringan, susu, air minum dan air panas, obat-obatan, hingga buah-buahan.
Tempatkan semua barang tadi di satu tempat, agar mudah dijangkau. Tapi jangan di atas dasbor, jika mobil mengerem mendadak, barang-barang tadi bisa terlempar dan melukai penumpang di dekatnya.
Setelah memikirkan kepentingan anak-anak, mulailah berhitung dengan lama perjalanan. Ini penting agar peralatan yang Anda bawa nanti tidak terlalu banyak atau sedikit.
‘Kan lucu, mudiknya cuma seminggu, tapi pakaian yang dibawa buat 10 hari. Kira-kira saja, berupa setelan yang harus dibawa untuk silaturrahim, berapa buat santai di perjalanan.
Di jalan sebaiknya pilih busana praktis. Jangan terlalu terbuka, karena hawa dingin AC bisa bikin masuk angin.
Tidak juga terlalu tertutup atau warnanya menyerap sinar inatahari lantaran bisa menumbuhkan rasa tak nyaman.
Kombihasi celana jins dengan kaus atau baju lengan pendek berbahan dril sangat dianjurkan. Untuk menambah kehangatan, pakai jaket di waktu malam.
Perhitungan matang juga perlu dibuat saat membawa bekal minuman. Lebih baik jika setiap anggota keluarga mempunyai botol minuman sendiri, lengkap dengan perkiraan konsumsinya.
Misalkan, jika orang dewasa bisa menghabiskan seliter per hari, maka anak-anak mungkin setengahnya. Dengan begitu, bisa diperhitungkan stok yang harus ditimbun.
Kalkulasi serupa sebaiknya dilakukan jika Anda ingin menyimpan stok makanan. Hitung jumlah anggota keluarga dan kebiasaan konsumsinya.
Usahakan makanan kecil selalu tersedia. Dr. Sadoso Sumosardjuno, Sp.KO punya resep sendiri soal ini.
Katanya, jangan memulai perjalanan dalam keadaan lapar serta jangan melakukan perjalanan lebih dari lima jam tanpa makan.
Selain itu, usahakan makan makanan ringan, tepat sebelum melakukan perjalanan jauh. Pilih makanan yang sedikit kandungan lemak dan minumlah banyak air.
Nah, kalau semua bekal tadi sudah dipak dengan baik, tinggal atur penempatannya.
Kebutuhan balita, makanan kecil, minuman, mainan, serta barang-barang yang sering dibutuhkan tiba-tiba, seperti senter, pisau kecil serbaguna dan sejenisnya, sebaiknya ditempatkan dalam satu tas.
Sisanya boleh dicemplungkan dalam bagasi. Jika bagasi masih belum mencukupi, terpaksa atap mobil harus dipasangi roof rack.
Memang harus mengeluarkan biaya tambahan, tapi apa daya, wong anggota-keluarga yang ikut mudik bertambah, kok.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 2001)