Intisari-Online.com - American Academy of Pediatrics (AAP) telah memperbarui sikap resminya pada jus buah, merekomendasikan untuk tidak memberikan makanan manis kepada bayi sebelum usia 1 tahun.
Rekomendasi itu berangkat dari pengakuan bahwa keseluruhan buah – tidak sekadar rasa manis dan serat yang terkandung di dalamnya - adalah bentuk makanan yang paling bergizi.
(Baca juga:Bukannya Menyehatkan, Jus Buah Justru Dianggap Bisa Bikin Anak Jadi Gemuk?)
Bayi kurang dari satu tahun harus mendapatkan ASI atau susu formula sampai mereka siap untuk mencoba makanan padat.
Setelah ulang tahun pertama mereka, cairan ekstra yang mereka minum harus berupa air atau susu. (Pedoman terbaru ini mungkin tidak berlaku untuk bayi yang mungkin membutuhkan jus buah untuk mengatasi sembelit.)
Buah utuh memiliki lebih banyak serat dan protein daripada jus. Satu-satunya kelebihan jus adalah lebih mudah bagi bayi untuk menyeruputnya.
Risiko gigi berlubang dan obesitas dari makan buah ini menjadi pendorong pembaruan panduan itu. Tak satu pun dari masalah itu terselesaikan dengan minum jus.
Faktanya, sebuah penelitian baru-baru ini gagal menemukan hubungan antara minum jus dan peningkatan berat badan yang berlebihan pada anak-anak.
Namun, jus tidak memberikan keuntungan nutrisi melebihi buah utuh.
Jadi, "Mengapa mengambil risiko?"
AAP memberikan saran tambahan kepada orangtua yang memberikan jus kepada anak-anak berusia 1 atau lebih:
Meski panduan itu tidak menyebutkan bentuk kebiasaan, preferensi rasa anak mulai terbentuk lebih awal.
Janin belajar menyukai rasa yang dinikmati ibu mereka saat hamil. Jadi bayi yang sudah terbiasa dengan jus manis mungkin kurang terkesan dengan air atau susu. Dan sementara itu mungkin tidak menjadi masalah untuk minum minuman manis.