Intisari-Online.com – Antonio Vicente (83 tahun) adalah seorang tuan tanah yang berbeda di Brasil. Hampir separuh usianya digunakan untuk menghidupkan kembali hutan yang gundul.
Biasanya, pemilik tanah menggunakan tanahnya untuk pertanian atau peternakan. Berbeda dengan Antonio, tanah gundul yang dimilikinya ia tanami kembali dengan pepohonan.
(Baca juga:Gawat, Pilkada malah Bikin Hutan Gundul!)
Tujuannya cuma satu. Ia ingin mengembalikan hutan yang lebat seperti masa kanak-kanaknya dulu.
Perjuangan Antonio berawal pada 1973. Ia tertantang untuk memulihkan hutan di atas lahan seluas 31 hektar miliknya. Sebelumnya, lahan itu dibabat untuk digunakan sebagai tempat mengembala ternak.
Ironisnya, lahan di luar daerah Sao Pablo itu dibelinya dengan mengkredit kepada pemerintah militer. Pemerintahan tersebut justru mempromosikan penebangan hutan dan berinvestasi dengan teknologi pertanian terbaru.
Namun Antonio tidak berminat menggunakan uangnya untuk meningkatkan pertanian nasional. Ia hanya ingin menghidupkan hutan kembali.
Para tetangganya yang peternak sapi dan penghasil susu menganggap Antonio bodoh. Menurut mereka, menanam pohon hanya menyia-nyiakan lahan saja dan tidak akan dapat penghasilan.
Sebabnya, jika lahan itu penuh dengan pepohonan, tidak ada lagi ruang untuk memelihara ternak dan berladang.
Padahal Antonio menyadari bahwa kerusakan yang ditimbulkan akibat penggundulan hutan lebih besar dibandingkan keuntungan financial.
Sebagai anak yang tinggal di pedesaan, ia sering melihat ayahnya dan penduduk desa lainnya menebang hutan atas perintah tuan tanah.
Kegiatan itu bertujuan untuk menjadikan lahan sebagai tambang batubara ataupun untuk peternakan.
Ia melihat, akibat penebangan hutan itu, sumber mata air yang ada di sana jadi mengering. Penduduk desa pun harus berjuang untuk bertahan hidup.
“Air sangat berharga dan tidak seorang pun bisa membuat air. Sementara populasi manusia terus bertambah. Yang terjadi selanjutnya adalah kita kekurangan sumber air bersih,” kata Antonio pada BBC.
Karena itu, Antonio memulai perjuangannya untuk menghidupkan hutan kembali. Hanya dengan beberapa keledai dan tim kecil pekerja yang disewanya, ia memulai misinya itu.
Apa yang semula hanyalah hobi di akhir pekan, segera saja menjadi sebuah pandangan hidup bagi Antonio.
Ia sering menghabiskan siang dan malam di hutan mudanya itu. Ia tidak peduli dikelilingi oleh tikus dan serigala.
Ia juga hanya berbekal roti isi dan pisang untuk sarapan, makan siang, dan makan malamnya.
Setelah 40 tahun berjuang, ia berhasil menanam sekitar 50.000 pohon di lahan seluas 31 hektar miliknya itu. Lahan itu pun menjadi sebuah oasis hutan hujan dan sebuah tempat perlindungan bagi kehidupan liar di dalamnya.
Seiring dengan tumbuhnya hutan, sumber mata air pun muncul kembali. Kini, di lahan itu sudah ada 20 sumber mata air yang sebelumnya tidak ada saat ia membeli lahan itu.
Kawanan binatang pun mulai menjadikan hutan itu sebagai tempat tinggal mereka. Kini, hutan itu telah menjadi hidup dengan suara-suara kicauan burung dan serangga yang hidup di sana.
Setiap tahun jenis binatang yang hidup di hutan milik Antonio semakin bertambah.
(Baca juga:Seperti Film! Sembilan Hari Hilang di Hutan Amazon, Pria Ini Diselamatkan oleh Sekawanan Monyet)
“Di hutan sekarang berdiam toucan burung pemakan buah, berbagai jenis burung, tikus besar yang disebut apaca, tupai, kadal, opossum, bahkan ada juga babi hutan,” cerita Antonio.
Apa yang dilakukan oleh Antonio mendapat pujian dari Rodrigo Medeiros, Wakil Presiden Konservasi Internasional Brasil. Menurutnya, jika setiap orang mengikuti jejak Antonio, tugas mereka jadi lebih mudah.
Skala restorasi hutan yang harus mereka kerjakan adalah belum pernah terjadi dalam sejarah Brasil. Tanpa hutan, air, makanan, dan cuaca yang nyaman pastinya tidak akan berhasil.