Advertorial
Intisari-Online.com -Saat ini, jika berbicara tentang perusahaan paling bernilai di dunia, maka sebagian besar akan didominasi oleh perusahaan teknologi.
Di pucuk teratas perusahaan paling bernilai tahun 2018, bercokol Apple dengan nilai sebesar 214 miliar dolar AS.
Di posisi kedua dan ketiga ada Google dan Amazon yang masing-masing bernilai155 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.351 triliun dan93 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 1.410 triliun.
Berikut ini daftar lengkap10 berser perusahaan paling bernilai di dunia:
Baca Juga : Di Manakah Tersimpan Harta Karun VOC di Gunung Gede ?
1. Apple (214 miliar dolar AS: Rp 3.248 triliun)2. Google (155 miliar dolar AS: Rp 2.352 triliun)3. Amazon (101 miliar dolar AS: Rp 1.533 triliun)4. Microsoft (93 miliar dolar AS: Rp 1.411 triliun)5. Coca-Cola (66 miliar dolar AS: Rp 1.001 triliun)6. Samsung (60 miliar dolar AS: Rp 910 triliun)7. Toyota (53 miliar dolar AS: Rp 804 triliun)8. Mercedes-Benz (49 miliar dolar AS: Rp 743 triliun)9. Facebook (45 miliar dolar AS: Rp 682 triliun)10. McDonald’s (43 miliar dolar AS: Rp 652 triliun)
Tapi itu data tahun 2018. Beda hasilnya jika yang dibicarakan adalah perusahaan paling bernilai sepanjang masa.
Siapa sangka, jika perusahaan paling bernilai sepanjang masa pernah sangat dekat dengan Indonesia, namun kedekatan yang lebih bersifat merugikan bagi Indonesia.
Perusahaan yang dimaksud adalahDutch East India Company atau yang dikenal di Belanda dengan namaVerenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Ya, VOC atau lebih dikenal dengan sebutan kompeni adalah perusahaan paling bernilai sepanjang sejarah umat manusia.
VOC diberikan hak monopoli atas perdagangan, dan mereka terlibat dalam perjalanan berani ke tempat-tempat asing bagi bangsa Eropa, Nusantara salah satunya.
Mereka bisa mendapatkan barang-barang eksotis, mendirikan koloni, menciptakan kekuatan militer, dan bahkan memulai perang atau konflik di seluruh dunia.
Tentu saja, sifat dari perusahaan berisiko ini membuat upaya mendapatkan indikasi akurat dari nilai intrinsik hampir tidak mungkin, yang berarti tidak ada patokan nyata untuk apa perusahaan seperti ini harus dinilai.
Puncak spekulatif
VOCdidirikan sebagai perusahaan pada 1602, ketika diberikan monopoli 21 tahun oleh pemerintah Belanda untuk perdagangan rempah-rempah di Asia.
Perusahaan itu akhirnya akan mengirim lebih dari satu juta pelayar ke Asia, yang lebih banyak dari gabungan Eropa lainnya.
Namun, meskipun 200 tahun berjalan sebagai raksasa perdagangan terkemuka Eropa - puncak spekulasi prospek perusahaan terjadi bertepatan dengan Tulip Mania di Belanda pada 1637.
Dipertimbangkan secara luas sebagai gelembung keuangan pertama di dunia, sejarah Tulip Mania adalah kisah yang luar biasa.
Selama masa 'berbusa' ini,VOC memiliki nilai 78 juta gulden Belanda, atau setara dengan7,9 triliun dalam dolar AS modern (sekitar Rp20 ribu triliun rupiah).
Perbandingan modern
Nilai puncakVOC begitu tinggi, sehingga membuat ekonomi modern menjadi malu.
Bahkan, pada puncaknya,VOC bernilai kira-kira sama dengan gabungan PDB Jepang modern (AS$ 4,8T) dan Jerman (AS$ 3,4T).
Lebih jauh lagi, dalam bagan hari ini, kami menambahkan kapitalisasi pasar dari 20 perusahaan terbesar dunia, seperti Apple, Microsoft, Amazon, ExxonMobil, Berkshire Hathaway, Tencent, dan Wells Fargo.
Semuanya baru mampu mencapai nilai AS$ 7,9 triliun, setera VOC, jika sudah digabungkan.
Pada saat yang sama, perusahaan paling berharga di dunia (Apple) hanya mencapai 11% dari nilai puncakVOC dengan sendirinya.
Kelas berat bersejarah
Terlepas dari spekulasi yang memicu kenaikan saham Perusahaan India Timur Belanda, perusahaan itu masih sukses dalam hal nyata.
Pada satu titik, bahkan ada 70.000 karyawan - pencapaian besar untuk perusahaan yang lahir lebih dari 400 tahun yang lalu.
Hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk dua perusahaan paling berharga lainnya dalam sejarah - keduanya merupakan subjek terjadinya gelembung simultan yang terjadi di Perancis dan Inggris yang muncul pada tahun 1720.
Di Prancis, kekayaan Louisiana dibesar-besarkan dalam skema pemasaran untuk Perusahaan Mississippi yang baru dibentuk, dan nilainya melonjak hingga setara dengan AS$ 6.5 triliun saat ini.
Sementara itu, perusahaan saham gabungan di Inggris, South Sea Company, yang diberikan monopoli untuk berdagang dengan Amerika Selatan memiliki nilai AS$ 4,3 triliun dalam mata uang modern.
Yang menarik, keduanya hampir tidak akan terlibat dalam perdagangan nyata dengan Amerika.
Kelas berat bersejarah lainnya termasuk dalam bagan kami:
Baca Juga : Dari Korupsi Hingga Rangkap Jabatan, Inilah Daftar ‘Warisan’ Terburuk VOC untuk Birokrasi Indonesia