Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang ayah dari 2 orang anak berusia 2 dan 4 tahun, telah dipenjara di Prancis atas perbuatannya.
Dikutip dari laman AsiaOne (25/10/2018), ayah yang tidak disebutkan namanya ini hampir secara eksklusif memberikan makan anaknya berupa Coca-cola, menurut pengacara dua anak itu.
Sang ayah yang tak bisa membaca, menulis, menghitung, tidak menyadari betapa bahayanya situasi tersebut.
Ia menghabiskan uang kesejahteraannya untuk membeli alkohol, kata Carole Papon, perwakilan dari asosiasi Korban Prancis 87 pada Rabu (24/10/2018).
Baca Juga : Fahmi Bo Terserang Stroke, Ini 9 Kebiasaan Sepele Pemicu Stroke!
Setelah beberapa hari uang kesejahteraan dibayarkan, keluarga itu tidak memiliki apa pun untuk dimakan.
Mereka hanya memiliki Coca-cola.
Sang ayah yang dutuduh telah melakukan kekerasan pada istri serta anak-anaknya, dijatuhi hukuman penjara 3 bulan.
Akibat selalu mengonsumsi Coca-cola, anak laki-laki yang berusia 4 tahun mengalami kerusakan gigi karena terlalu banyak gula yang dikonsumsi.
Baik ia dan adiknya telah mendapatkan perawatan, mereka diperkenalkan pada daging dan sayuran.
Minuman bersoda memang menyimpan dampak kesehatan yang buruk bagi kita apabila dikonsumsi terlalu berlebihan.
Gula yang ada pada minuman bersoda adalah gula paling berbahaya, seperti ulasan dalam artikel Kompas.com berikut.
Minuman Bersoda Mengandung Jenis Gula Paling Berbahaya
Jenis gula fruktosa yang digunakan untuk mempermanis minuman bersoda, kue, dan cokelat, adalah gula paling “mematikan”, demikian para ilmuwan memperingatkan.
Fruktosa dapat meningkatkan kolesterol jahat dan risiko diabetes yang menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Walau fruktosa juga ditemukan dalam buah, efek dari fruktosa alami dapat dinetralisir dengan mudah oleh tubuh, berbeda dengan fruktosa dalam makanan serta menuman manis olahan.
Fruktosa yang ditambahkan untuk mempermanis produk makanan dan minuman dinilai lebih buruk bagi tubuh ketimbang glukosa.
Dalam penelitian, tikus yang diberi air fruktosa selama dua bulan mengalami lonjakan berat badannya ketimbang tikus yang diberi air gula.
Tikus-tikus itu juga memiliki kadar lemak berbahaya dalam aliran darah dan kondisi arteri yang tidak sehat.
Ahli makanan Profesor Marta Alegret dari University of Barcelona menyarankan orang untuk menghindari produk dengan tambahan fruktosa.
Menurutnya, jumlah fruktosa yang tertelan dalam buah-buahan alami biasanya lebih rendah dari yang dikonsumsi dalam minuman manis.
“Fruktosa dalam makanan dan minuman olahan merupakan jenis gula yang dapat memicu penyakit metabolik dan penyakit pembuluh darah,”tambahnya.
Prof Alegret dan rekan peneliti juga menemukan fruktosa memiliki efek pada bagaimana arteri utama tubuh, aorta, bekerja.
Baca Juga : Jika Negara-negara Eropa Nekat Bantu AS Kembangkan Senjata Nuklir, Putin Terpaksa 'Membumihanguskan' Mereka
"Fruktosa menghasilkan efek negatif karena mempersulit relaksasi kanan aorta ini,” jelasnya.
Tikus-tikus yang diberikan fruktosa juga menunjukkan perubahan dalam kesehatan jantung mereka dan mengalami penambahan berat badan lebih cepat.
Prof Alegret mengungkapkan bahwa ini bisa menyebabkan masalah serius di masa depan, yang berarti kita harus mengurangi fruktosa.
Menurut para ahli, makanan manis yang harus dikurangi secara signifikan adalah permen, kue,biskuit, cokelat dan minuman bersoda, dan makanan serta minuman olahan lain yang mengandung fruktosa. (Ayunda Pininta)
Baca Juga : Anak Hotman Paris Sesali Kenalkan Ayahnya dengan Instagram, Medsos Paling Beracun bagi Mental!