Advertorial

Pukau Bos IMF dan World Bank, Ini Isi Lengkap Pidato Presiden Jokowi saat Pembukaan IMF-World Bank Annual Meetings

Ade Sulaeman

Penulis

Banyak yang memuji pidato Presiden Jokowi saat Pembukaan IMF-World Bank Annual Meetings, di antaranya adalah para petinggi IMF dan World Bank.
Banyak yang memuji pidato Presiden Jokowi saat Pembukaan IMF-World Bank Annual Meetings, di antaranya adalah para petinggi IMF dan World Bank.

Intisari-Online.com -Dalam acara pembukaan Annual Meeting Plenary, IMF-World Bank Annual Meetings 2018 di Nusa Dua Bali, Jumat (12/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat kesempatan memberi pidato sambutan.

Salah satu yang menjadi sorotan dalam sambutan tersebut adalah bagaimana Jokowi menganalogikan perekonomian dunia layaknya serial filmGame of Thrones.

Selain itu, Jokowi juga menyatakan adanya keretakan yang terjadi di antara negara-negara maju sehingga berdampak pada kekacauan mata uang di negara-negara kembang seperti Indonesia.

Banyak yang memuji pidato Presiden Jokowi, di antaranya adalah para petinggi IMF dan World Bank.

Baca Juga : Pemerintah Filipina Bakar 4 Kontainer Bantuan untuk Korban Yolanda, Apa Alasannya?

Direktur pelaksana IMF Christine Lagarde menganggap bahwa Jokowi menyampaikan pidato dengan sangat baik. Bahkan diakuinya bahwa dirinya belum tentu bisa menyamainya.

Sementara Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyatakan bahwa pidato Jokowi sangat hebat, hingga membuatnya ingin pulang karena tak sanggup berpidato sebaik Jokowi.

Memang apa saja yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya tersebut?

Transkrip lengkap pidato Presiden Joko Widodo dapat Anda simak di bawah ini.

Baca Juga : Mahasiswa Ini Tak Sengaja Menemukan Cara Supaya Baterai Handphone Kita Tahan Lama

"Bapak dan Ibu sekalian, Sepuluh tahun yang lalu, kita mengalami Krisis Finansial Global. Berkat langkah-langkah kebijakan moneter dan fiskal yang luar biasa, yang membutuhkan keberanian politik yang besar. Saudara-saudara para pembuat kebijakan telah menyelamatkan dunia dari depresi global yang pada waktu itu sudah di depan mata. Untuk itu, kami menyampaikan selamat atas kesuksesan Saudara-saudara dalam mengatasi Krisis Finansial Global tahun 2008. Setelah 10 tahun berlalu, kita tetap harus waspada terhadap meningkatnya resiko dan kesiap-siagaan kita dalam mengalami ketidak-pastian global. Seperti yang disampaikan Nyonya Lagarde, terdapat banyak masalah yang membayangi perekonomian dunia. Amerika Serikat menikmati pertumbuhan yang pesat, namun di banyak negara terdapat pertumbuhan yang lemah atau tidak stabil. Perang Dagang semakin marak dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang. Negara-negara yang tengah tumbuh, juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa: Winter is Coming.

Baca Juga : Konsumsilah Bawang Putih Mentah 2 Kali Seminggu dan Rasakan 'Kesaktiannya'

Para hadirin yang berbahagia, Tahun depan kita akan menyaksikan Season Terakhir dari serial “Game of Thrones"

Saya bisa perkirakan bagaimana akhir ceritanya. Saya yakin, ceritanya akan berakhir dengan pesan moral bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan, bukan hanya bagi yang kalah namun juga yang menang. Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan sudah diratapi. Barulah kemudian kedua-duanya sadar bahwa kemenangan maupun kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama, yaitu dunia yang porak poranda. Tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi yang terbesar, di tengah dunia yang tenggelam. Saya ingin menegaskan bahwa saat ini kita masuk pada “Season Terakhir” dari pertarungan ekspansi ekonomi global yang penuh rivalitas dan persaingan. Bisa jadi situasinya lebih genting dibanding krisis finansial global sepuluh tahun yang lalu. Kami bergantung pada Saudara-saudara semua para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerjasama global. Saya sangat berharap, Saudara-saudara akan berkontribusi dalam mendorong para pemimpin dunia untuk menyikapi keadaan ini secara tepat. Diperlukan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang mampu menyangga dampak dari Perang Dagang, Disrupsi Teknologi, dan ketidakpastian pasar. Saya harap Pertemuan Tahunan kali ini berlangsung produktif. Saya harap Anda semua mampu menyerap tenaga dan memetik inspirasi indahnya alam Bali dan Indonesia. Untuk menghasilkan kejernihan hati dan pikiran dalam memperbaiki kondisi finansial global untuk kebaikan bersama.

Terima kasih."

Artikel Terkait