Advertorial

Mengapa Kita Merasa 'Ngilu' saat Mendengar Suara Kuku Digoreskan di Papan Tulis?

Masrurroh Ummu Kulsum
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Ini alasan mengapa kita merasa tak nyaman mendengar suara kuku yang digoreskan pada papan tulis atau benda-benda lain yang menganggu.
Ini alasan mengapa kita merasa tak nyaman mendengar suara kuku yang digoreskan pada papan tulis atau benda-benda lain yang menganggu.

Intisari-Online.com – Beberapa orang hanya akan meringis ketika mendengar suara kuku yang menggores papan tulis, dinding, atau benda lainnya.

Suara yan ditimbulkan tidak menyenangkan di telinga kita, tetapi mengapa itu bisa terjadi ya?

Michael Oehler, seorang ahli musik dari Universitas Macromedia, Jerman, dan Christoph Reuter juga seorang ahli musik dari Universitas Wina mencoba menjawabnya dalam sebuah penelitian dikutip dari wired.com (11/01/2011).

Studi yang dilakukan oleh Oehler dan Reuter ini juga melibatkan suara lain yang dianggap tidak menyenangkan di telinga seperti menggoreskan garpu pada styrofoam, atau menggoreskan garpu pada piring.

Baca Juga : Gadis Ini Divonis Meninggal Dalam Kondisi Hamil, 1 Hari Kemudian Suara Misterius Muncul dari Makamnya

Para peserta yang terlibat dalam penelitian ini sebagian diberitahu bahwa suara yang akan mereka dengar adalah dari kuku yang digoreskan pada papan tulis.

Sebagian lain diberitahu bahwa suara itu berasal dari instrumen musik kontemporer.

Mereka kemudian diminta untuk mengidentifikasi suara terburuk yang mereka dengar.

Pada saat yang sama, para peneliti memantau denyut jantung, konduktivitas listrik pada kulit, dan tekanan darah untuk melihat tanda-tanda tertekan.

Baca Juga : Tahun 2030 Indonesia Bubar? 2030 Jakarta Justru Diramal Kalahkan Tokyo Sebagai Kota Terbesar

Studi menemukan, suara yang tidak menyenangkan seperti itu dapat menyebabkan reaksi fisik.

Ada perubahan signifikan dalam konduktivitas kulit.

Selain itu, frekuensi suara tidak menyenangkan tersebut berbeda dalam rentang frekuensi ucapan manusia, yaitu antara 2.000 dan 4.000 Hz.

Menghapus frekuensi tersebut dari suara membuat mereka lebih mudah untuk didengarkan. Tetapi yang menarik, menghapus bagian yang berisik dan menggores dari suara itu membuat sedikit perbedaan.

Baca Juga : Tahun 2030 Indonesia Bubar? 2030 Jakarta Justru Diramal Kalahkan Tokyo Sebagai Kota Terbesar

Psikologi juga memainkan peran dalam penelitian ini.

Peserta yang tahu bahwa suara yang mereka dengar datang dari goresan kuku dan papan tulis merasakan hal yang lebih tidak menyenangkan dibanding mereka yang percaya suara itu adalah suara instrumen musik.

Studi sebelumnya juga telah dilakukan oleh Randolph Blake, di mana ia memenangkan Ig Nobel Prize pada tahun 2006.

Ia menemukan bahwa frekuensi di tengah rentang audio adalah yang paling menjengkelkan, dan frekuensi ini sangat mirip dengan teriakan peringatan simpanse.

Para peneliti itu berspekulasi bahwa reaksi kita terhadap suara ini berakar pada naluri yang memangsa predator dari masa lalu evolusi kita.

Perasaan tidak enak yang kita dengarakan ketika mendengar suara kuku yang digoreskan atau benda-benda lain seperti itu dinamakan "grima."

Baca Juga : 2 Penumpang Laporkan Pelecehan Seksual oleh Drivernya, Tanggapan Pihak Grab Ini Bikin Warganet Geram

Artikel Terkait