Advertorial
Intisari-Online.com - Kerajaan Inggris kembali akan menggelar royal wedding.
Kali ini yang akan menikah adalah Putri Eugenie dan tunangannya Jack Brooksbank pada 12 Oktober 2018 besok.
Tak seperti pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle pada Mei 2018 silam, royal wedding kali ini malah penuh dengan protes masyarakat.
Rakyat Inggris menyerukan keberatan mereka untuk membayar biaya pernikahan Eugenie yang dianggap terlalu mahal.
Baca Juga : Royal Wedding Kerajaan Inggris, Putri Eugenie Ingin Pesta Pernikahannya Bebas Plastik
Pasalnya, Putri Eugenie ada dalam urutan kesembilan dalam daftar penerus takhta (yang membuatnya nyaris mustahil jadi ratu) dan tidak bekerja untuk Ratu Elizabeth.
Bahkan Putri Eugenie juga tak wajib menuruti berbagai peraturan dasar istana seperti tidak boleh memiliki media sosial.
Putri Eugenie yang merupakan anak dari adik Pangeran Charles ini punya akun Instagram dan cukup aktif menggunakannya.
Kerajaan Inggris belum merilis total anggaran yang akan digunakan untuk persiapan royal wedding.
Namun telah beredar kabar bahwa untuk membayar keamanan saja, anggarannya mencapai Rp38 miliar.
Jumlah yang dianggap terlalu besar untuk pesta pernikahan putri di urutan penerus takhta nomor 9 ini.
Pengamanan ketat harus dilakukan sebab Putri Eugenie ingin melakukan pawai pernikahannya dengan kereta kuda terbuka seperti Harry dan Meghan.
Kabarnya, Eugenie juga akan menaiki kereta kuda yang sama dengan Harry. Itu adalah kereta kuda kesayangan neneknya, Ratu Elizabeth II.
Baca Juga : Ngeri! Pria Ini Bertahan Hidup 41 Tahun di Hutan, Makanan Utamannya Hewan Menjijikkan Ini
Selain biaya keamanan yang mahal, biaya kebersihan pascacara juga mahal.
Anggarannya senili Rp4,9 miliar. Wow , cukup banyak ya?
Biaya kebersihan mencakup toilet mobile, pelayan untuk memastikan jalur bersih di sepanjang rute dan pihak-pihak penjaga kebersihan lainnya.
Hal ini jelas membuat publik marah sebab biaya itu harus mereka bayarkan melalui pengenaan pajak dari pemerintah Inggris.
Dani Beckett, seorang aktivis dair kelompok anti-monarki Republik mengatakan bahwa pernikahan ini muncul dengan isu biaya yang buruk.
"Ini menunjukkan bahwa publik harus rela pendapatannya dipotong pajak sementara para bangsawan menikmati keborosan ini," kata Beckett.
Para aktivis juga mengatakan bahwa Eugenie tidak perlu naik kereta kuda terbuka karena dia bukan urutan penerima taktha.
Meski banyak dihujani komentar, Putri Eugenie sepertinya tak ambil pusing akan hal ini.
Ini adalah impian pernikahan Eugenie selama ini dan dia juga berhak mendapatkannya.