Advertorial
Intisari-Online.com -Aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya dinyatakan resmi ditahan oleh Polda Metro Jaya pada Jumat (5/10/2018).
Ratna diputuskan untuk ditahan setelah melalui serangkaian pemeriksaan yang dilakukan penyidik.
"Jadi kenapa dilakukan penahanan, alasannya subyektivitas penyidik, jangan sampai melarikan diri, mengulangi perbuatannya, dan menghilangkan barang bukti," ujar Kabis Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (5/10/2018).
Argo juga menyatakan bahwa Ratna akan ditahan di Polda Metro Jaya selama 20 hari ke depan.
Baca Juga : 'Mama Sudah Di Atas Sekali, Sudah di Surga', Ini Curahan Hati Anak Korban Gempa Palu Setelah Bertemu Jokowi
Sebelumnya Ratna ditangkapditangkap di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, oleh penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya, saat hendak berangkat menuju Cili pada Kamis, (4/10/2018).
Saat itu, Ratna didampingi oleh anaknya Fathom Saulina yang mengenakan kerudung berwarna merah.
Tentunya selama ini masyarakat lebih mengenal adik Fathom, Atiwah Hasiholan sebagai putri dari Ratna Sarumpaet.
Padahal,Fathom pernah punya cerita tersendiri saat masih muda: dia pernah dipenjara bersama ibunya.
Bagaimana ceritanya dia bisa dipenjara bersama-sama dengan ibunya?
Berikut ini kisahnya seperti yang pernah ditulis dimajalah Hai edisi 9 Juni 1998 dengan judul "Mereka 'Anak Kandung' Reformasi".
---
Baca Juga : Nunggak Bayar Kontrakan Rp33 Juta, Penyewa Ini Kabur Dengan Tinggalkan Hal Menjijikan di Dalam Rumahnya
Fathom Saulina tak pernah menyangka bakal masuk penjara karena menemani ibunya.
Hari itu, Fathom yang sudah bekerja sebagai Field Engineering, bermaksud menjemput ibunya yang sedang mengadakan Kongres Nasional.
"Tapi begitu petugas (keamanan) tahu saya anaknya Ratna Sarumpaet, saya juga disuruh ikut ke kahtor polisi. Katanya sih cuma pemeriksaan saja, hari itu juga langsung pulang," kata Fathom kepada Yunus.
"Temyata," masih kata lulusan Teknik Kelautan di Heriot-Watt University, Scotlandia ini, "Saya ikut diinterogasi. Dua minggu saya ikut ditahan. Untungnya saya sedang cuti dan teman-teman malah mendukung saya. Itu pengalaman berharga buat saya."
Baca Juga : Mobil Tak Diperbolehkan Masuk Sejak 1999, Kota Ini Justru Dianggap 'Surga' oleh Penduduknya
Itu adalah puncak dari segala tekanan yang pernah ia alami.
"Intel sering mondarmandir. Tak jarang polisi dan satentara datang ke rumah mencari ibu. Senjatanya dilihatin, show of force. Belum lagi ancaman lewat telepon. Terus terang saya jadi was-was. Terutama soal keselamatan ibu. Ibu saya larang pergi sendiri," ujarFathom.
Fathom tak gentar. Cewek manis berkacamata ini tahu benar perjuangan ibunya.
la bangga ibunya tak pernah takut menyuarakan kebenaran. Langsung kepada sasarannya. Tidak sembunyi-sembunyi.
"Saya mengagumi perjuangan ibu, termasuk kerja kerasnya. Ibu selalu membela kebenaran demi kepentingan rakyat banyak. Saya menilai itu suatu kewajiban. Makanya saya bangga. Apalagi sikapnya sangat demokratis. Kalau ia tak setuju dengan sikap saya, kami adu argumentasi. Setelah itu semuanya diserahkan kepada saya. Tak pernah memaksa," ucap Fathom bangga.
Baca Juga : 6 Anggota Pasukan Penyelamatan Malaysia Tewas Saat dalam Misi Pencarian Remaja yang Hilang di Sungai