Advertorial

Proses Menyakitkan Tradisi Potong Jari Suku Dani sebagai Ungkapan Kesedihan atas Keluarga yang Meninggal

Moh. Habib Asyhad
Tatik Ariyani
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Jari yang dipotong menunjukan berapa banyak keluarga mereka yang telah meninggal. Dilakukan baik wanita maupun pria.
Jari yang dipotong menunjukan berapa banyak keluarga mereka yang telah meninggal. Dilakukan baik wanita maupun pria.

Intisari-Online.com -Setiap suku memiliki ritual tersendiri untuk menunjukkan rasa duka akibat kehilangan anggota keluarganya.

Mulai dari ritual biasa hingga yang cukup ekstrem seperti yang dilakukan olehsuku Dani.

Bagi suku yang bermukim diPapuaini, kebersamaan sangatlah penting.

Oleh sebab itu, saat kehilangan anggota keluarga, mereka akan segera memotongruas jarinya. Tradisi ini dikenal sebagaiIki Palek.

Baca Juga : Ada di Ujung Barat Laut Indonesia, Pulau ini Sangat Sulit Dikunjungi dan Berisi Suku Paling 'Berbahaya'

Jari yang dipotong menunjukan berapa banyak keluarga mereka yang telah meninggal.

Meskipun mayoritas wanita yang melakukan tradisi ini, tetapi pria juga ikut melakukannya sebagai bentuk kesedihan.

Menurut anggota suku Dani, menangis saja tidak cukup untuk melambangkan kesedihan yang dirasakan.

Rasa sakit dari memotong jari dianggap mewakili hati dan jiwa yang tercabik-cabik karena kehilangan.

Baca Juga : Gempa Donggala Sulteng: Riwayat Tsunami di Sulawesi Tengah Dianggap Dongeng Semata oleh Sebagian Warga

Selain itu, alasan mereka memutuskan untuk melakukan tradisi Iki Palek adalah karena jaridianggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan.

Bagian tubuh tersebutjuga menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga, satu marga, satu rumah, satu suku, satu nenek moyang, satu bahasa, satu sejarah dan satu asal. Dalam bahasa Papua, itu disebut dengan"Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik”.

Jika digabungkan, bentuk dan panjang jari memiliki kesatuan dan kekuatan untuk meringankan beban semua pekerjaan.

Masing-masing jaribekerja sama sehingga tangan dapat berfungsi dengan sempurna.

Baca Juga : Klaus Fuchs: Mata-mata Soviet Kelahiran Jerman yang Bertahun-tahun Bocorkan Program Nuklir AS

Jika kehilangan salah satunya, itu berarti kebersamaan dan kekuatan akan berkurang.

Biasanya anggota suku Dani akan menggunakan kapak atau pisau tradisional untuk memotong jarinya.

Terkadang, mereka mengikat jari dengan seutas tali selama beberapa waktu sampai aliran darah berhenti.

Ketika aliran darah telah berhenti barulah pemotongan jari dilakukan.

Selain bantuan benda tajam, suku Dani juga terbiasa memakai gigi untuk memotong jari. Mereka akan menggigitnya hingga putus.

Rasa sakitnya memang tidak bisa dibayangkan. Namun, sebagai tanda kesetiaan, hanya ini yang dapat mereka lakukan.

TradisiIki Palekkini sudah mulai menghilang akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan agama.

Meski begitu, di antara anggotasuku Danimasih bisa ditemui orang-orang tua yangtelah kehilangan jari-jari sebagai bagian dari tadisiIki Palek.

Bahkan, ada yang kehilangan seluruh jarinya.

Baca Juga : Waspada! Bau Mulut Terjadi Terus Menerus, Bisa Jadi Gejala Diabetes yang Harus Segera Diatasi

Artikel ini pernah tayang dinationalgeographic.grid.id dengan judul "Iki Palek, Tradisi Potong Jari Sebagai Tanda Kehilangan dan Kesetiaan"

Artikel Terkait