Namun, ia belum menyadari bahwa apa yang dialminya saat rolling adalah gempa yang melanda kawasan tersebut.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
"Tetapi karena di cockpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena gak mengganggu," tulisnya.
Ia mengira bahwa goyangan tersebut disebabkan oleh permukaan runway yang bergelombang dan tidak rata.
Lalu, setelah pesawat mengudara, awak Batik Air ID6231 menghubungi tower dari menara ATC bandara Palu, namun tak ada jawaban.
Ternyata, saat itu diketahui bandara ATC Palu sudah roboh akibat diguncang gempa, namun belum disadari Batik Air ID6231.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Nah, saat pesawat mengudara di ketinggian 2.000-3.000 kaki, Capt Fella melihat gelombang aneh di pesisir pantai Palu.
Namun, ia tak menyadari adanya gempa, setelah ada info melalui radio barulah Capt Fella mendari hal itu.
Setelah itu barulah semua kru penerbangan menyadari bahwa pesawat tersebut adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu.
Source | : | kompas,Tribun-timur.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR