Advertorial
Intisari-Online.com- Program penelitian kontroversial, eksperimen yang tak etis, dan uji coba manusia telah menjadi bagian dunia medis selama berabad-abad.
Salah satunya adalah eksperimen Tuskegee yang disponsori pemerintah Amerika.
Program penuh tipu daya ini bahkan berlangsung selama 40 tahun di Macon County, Alabama, selama pertengahan abad ke-20.
Pada abad ke-16, Eropa mengalami epidemi sifilis yang kemungkinan ditularkan oleh para pelaut.
Baca Juga : Mengerikan, Sifilis Bisa Menyerang Mata Penderitanya dan Menyebabkan Kebutaan
Pada 1908, ilmuwan Jepang Sahachiro Hata (bekerja di Jerman) menemukan obat Salvarsan yang agak efektif untuk mengobati sifilis meski mengandung racun.
Pada awal abad ke-20, Layanan Kesehatan Publik Amerika Serikat (PHS) bertanggung jawab atas pemantauan, identifikasi, dan mencari tahu cara-cara untuk mengobati penyakit semua warga negara AS.
Mereka dibagi menjadi beberapa divisi, dengan salah satunya yang fokus pada penyakit kelamin.
Pada 1957, divisi khusus ini akan ditransfer ke Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), tetapi pada tahun 1932 PHS menutupi penyakit menular seksual.
Baca Juga : Berkicau Soal Donald Trump Mengidap Sifilis, Profesor Bakteriologi Jadi Sorotan Netizen di Twitter
Pada 1931, PHS mendekati Tuskegee Institute (berlokasi di Macon County) untuk membentuk kelompok penelitian guna mempelajari efek sifilis yang tidak diobati pada populasi pria kulit hitam selama enam hingga sembilan bulan.
Dalam penelitian itu juga dijanjikan akan ada perawatan lanjutan bagi para penderita sifilis.
Namun, kenyataannya sungguh kejam dan tak seperti rencana awal.
Penelitian yang awalnya direncanakan hanya akan berlangsung sembilan bulan kemudian melampaui waktunya dan terus diperpanjang hingga 40 tahun.
Sebenarnya, pada 1945 sudah ada pengobatan untuk sifilis menggunakan penicillin.
Namun nyatanya para subjek penelitian Tuskegee tidak pernah ditawarkan penicillin sebagai obat.
Mereka cenderung dibiarkan tanpa perawatan untuk dilihat perkembangan penyakitnya hingga meninggal selama 40 tahun penelitian berlangsung, meski sesungguhnya ada beberapa pengobatan yang tersedia.
Baca Juga : Demi Melawan Taliban, Jet Tempur Siluman Termahal di Dunia Ini Akhirnya Bertempur untuk Kali Pertama
Korbannya total ada 128 pria meninggal baik langsung karena sifilis atau komplikasi yang disebabkannya.
Tek hanya itu, juga ada 40 istri mereka yang terinfeksi dan 19 anak laki-laki yang lahir dengan sifilis.
Subjek penelitian yang adalah orang-orang negro dianggap tidak mengerti apa-apa atas janji-janji palsu perawatan dan praktik menyakitkan lainnya.
Dari dimulainya eksperimen tahun 1932, akhirnya pada 25 Juli 1972 mereka diberhentikan dan dinyatakan tidak etis.
Baca Juga : Dari Mana Bangsa Kuat Viking Datang dan Siapa Sebenarnya Mereka?