Intisari-Online.com - Sejak awal, Tambang Freeport sudah membekaskan peluru-peluru di Tanah Papua.
Hingga kini, peluru tersebut masih tetap meletus.
Puluhan bahkan ratusan orang, baik dari pihak PT Freeport Indonesia maupun masyarakat Papua menjadi korban peluru tersebut.
Berikut ini kronologis kejadian betapa puluhan bahkan ratusan peluru tersebut pernah menembus daging manusia, mengucurkan darah mencabut nyawa atau sekadar mengantar sang korban ke rumah sakit.
Baca Juga : Sah! Freeport Jadi Milik Indonesia Lagi, Pemerintah Kuasai 51 Persen Saham
1974
Sepanjang 1972 sampai 1973 terjadi beberapa perkelahian yang mengakibatkan terbunuhnya karyawan Freeport, hingga memaksa mereka membuat "January Agreement" dengan warga desa Wa-Amungme untuk membangun sekolah dan fasilitas umum lainnya
1996
Awal Maret 1996, terjadi peristiwa yang mengejutkan ketika ribuan warga Papua mengepung pertambangan Freeport. Mereka terdiri atas perempuan, lelaki, dan anak-anak yang jumlahnya diperkirakan mencapai 3.000 orang.
Dengan bersenjatakan tombak, panah, tongkat, dan batu, warga ingin menyerang para petugas keamanan yang menjaga Freeport.
Namun, tindakan mereka dapat dicegah. Keesokan harinya, pada minggu pagi mereka enyerang aparat, merusak sekolah yang dibangun Freeport, pasar swalayan, serta merusak pintu-pintu rumah para karyawan. Mereka juga merusak file-file komputer dan menghancurkan mobil-mobil.
23 Maret 1996
Hampir 3.000 pengunjuk rasa turun ke jalan di Kota Timika, Kabupaten Fakfak, Irian Jaya. Dengan leluasa mereka menguasai kota kecamatan yang menjadi pintu masuk ke industri penambangan emas dan tembaga yang diusahakan PT Freeport Indonesia.
Source | : | kontan.co.id |
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR