Intisari-Online.com – Banyak orang terheran-heran, kok bisa-bisanya situs Goggle yang bersahaja itu menjadi mesin uang. Dulunya, ia cuma hasil penelitian yang sempat ditawarkan ke portal-portal besar (dan ditolak!).
Kata "Google" bahkan berasal dari salah eja, yang untungnya tak banyak orang tahu. Buku Kisah Sukses Google, karya David A. Vise dan Mark Malseed (alih bahasa Alex T.K., PTGramedia Pustaka Utama, 2006) menampilkan jatuh bangunnya search engine itu. Termasuk kisah Larry Brin, penciptanya sebagai sosok istimewa.
Dicukil oleh Muhammad Sulhi dalam tulisan Google Mencari Data Juga Mencetak Uang, disajikan oleh Majalah Intisari di edisi Februari 2007.
--
Baca Juga : Google Ulang Tahun ke-20: Ini Perbedaan Kantor Google 20 Tahun yang Lalu dan Sekarang
Tahun 1990-an, web ibarat wildwest-nya dunia nyata. Jutaan orang mulai berkomunikasi melalui e-mail, sementara jumlah situs terus bertambah. Sayangnya, kinerja search engine alias mesin pencari di masa itu, seperti, Lycos, Magellan, lnfoseek, Excite, dan Hotbot jauh dari harapan.
"Hasil pencariannya tidak beraturan," tegas Motwani, dosen Stanford, mantan pembimbing Sergey Brin.
Situs pencari yang muncul agak belakangan, Yahoo! dan Alta Vista, memang lumayan. Namun, Yahoo! Dianggap hanya mengurutkan informasi berdasarkan abjad, sehingga tidak secara kasat mata menginformasikan tingkat kepentingan data.
Sedangkan Alta Vista menawarkan banyak link, yang belum tentu fokus. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, pencari data bisa menghabiskan waktu berjam-jam.
Baca Juga : Tepat Hari Ini, 20 Tahun Silam Google Dibentuk hingga Akhirnya Jadi 'Raja Dunia' Seperti Sekarang
Demi mengejar gelar doktornya, Larry Page bertekad menyempurnakan sistem pencarian informasi itu dengan menyortir urutan data, sehingga berawal dari urutan yang paling penting.
Dia mengklaim sanggup men-download seluruh website yang ada di dunia maya ke dalam komputernya dalam waktu singkat. Ucapan yang saat itu ditanggapi dengan geleng-geleng kepala para dosen. Mustahil, mustahil.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR