Advertorial
Intisari-Online.com – Pada hari ini, Rabu tanggal 26 September, kita memperingati hariWorld Contraception Day(WDC) atau Hari Kontrasepsi Sedunia.
Tapi apakah Anda tahu makna kontrapsesi sebenarnya?
Sebab, mendengar kata kontrasepsi, yang ada dibenak kita pastilah alat yang digunakan untuk menunda kehamilan.
Padahal makna dan penggunaan kontrasepsi lebih dari itu.
Baca Juga : Meski Namanya 'Little David,' Ini adalah Mortir Angkatan Darat AS Terbesar di Dunia
Kontrasepsi bukanlah alat yang digunakan untuk menunda kehamilan. Melainkan cara untuk mengatur kesehatan reproduksi wanita atau calon ibu.
Selain itu, kontrasepsi juga bisa menjadi pilihan wanita dan keluarganya untuk memilih kapan siap untuk hamil.
Sebab, hamil bukanlah sesuatu yang mudah. Harus direncanakan, begitu kata Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes, Ketua Ikatan Bidan Indonesia, yang ditemui oleh Intisari Online pada Selasa (25/9/2018).
“Tentu harus direncanakan. Seperti mau berapa banyak anak, kapan harus hamil, apakah ada biayanya, Semua harus diperhitungkan,” ucap Dr. Emi.
Lanjut Dr. Emi, sebagai orangtua, janganlah kita mengambil hak anak untuk menikmati hidupnya. Seperti sekolah dan mendapat ilmu.
“Memiliki banyak anak boleh. Tapi jika bisa memiliki sedikit anak tapi berkualitas, mengapa tidak?”.
“Tentu sebagai orangtua kita akan bangga jika semua anak kita cerdas.”
Oleh karenanya, penggunaan kontrasepsi bisa menjadi pilihan untuk mengatur. Tapi ingat, tidak semua kontrasepsi cocok dengan semua wanita. Sebab, setiap wanita memiliki masalah masing-masing.
Dr. Emi menyarankan ada baiknya segera bicarakan dengan ahli medis. Jika terlalu sulit bertemu dokter, silahkan mendatangi bidan di daerah tempat tinggal Anda.
Tanyakanlah pada bidan tersebut, apa alat kontrasepsi yang cocok untuk diri kita.
Baca Juga : Apple iPhone XS Max Dijual Rp16 Juta, Padahal Ongkos Produksinya Cuma Rp6 Jutaan
Untuk saat ini, berdasarkan responden usia 14 hingga 49 tahun dari Data Susenas Kemenkes tahun 2017, inilah metode kontrasepsi yang paling sering digunakan di Indonesia.
1. Suntik 56,85%
2. Pil KB 20,50%
3. Intra Uterine Devide (IUD) 7,68%
4. Implan 7,07%
5. Tubektomi 3,98%
6. Pantang berkala 1,54%
7. Kondom pria 1,20%
8. Lainnya 0,53%
Menurut Dr. Emi, suntik dan pil kb masih menjadi paling populer karena biasanya masyarakat kita lebih menyukai hal yang praktis.
Padahal ada pilihan lain, seperti implan atau IUD.
Sebagai perbandingan, suntik per 3 bulan. Sementara implan per lima tahun. Mana yang lebih praktis?
Jadi, jangalah memilih yang praktis untuk menentukan masa depan Anda dan keluarga Anda.
Baca Juga : Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan Ihsan Maulana, Trio Jagoan Baru Tunggal Putra Bulu Tangkis Indonesia
Terakhir, ada enam manfaat utama keluarga berencana yang disampaikan oleh Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K), dari Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi Departemen Obstetri dan Ginekologi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Keenam manfaat keluarga berencana itu antara lain:
1. Menghargai hak ibu. Seperti hamil jika sudah siap, siap secara fisik dan mental.
2. Melindungi ibu dari gangguan kesehatan reproduksi. Misal hamil terlalu muda, terlalu tua, terlalu cepat, atau terlalu dekat.
Sebab hal tersebut meningkatkan risiko preeklamsia dan prematuritas.
3. Melindungi anak dari gangguaan tumbuh kembang dan gangguan kesehatan.
4. Menurunkan risiko kanker. Misal menurunkan risiko terkena kanker indung telur dan kanker endometrium.
5. Menurunkan risiko penyakit radang panggung.
6. Menjaga kesehatan jiwa. Sebab hamil yang tidak sehat bisa meningkat risiko depresi pasca melahirkan.
“Kontrasepsi dan keluarga berencana itu bisa menjadi cara terbaik untuk melindungi keluarga kita,” ucap dr. Andon.
“Sebab perencanaan tersebut guna meningkatkan kesejahteraan perempuan, yang berakhir kepada kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Baca Juga : Dana Kuliah Anak Terlalu Mahal? Persiapkan Sejak Dini dengan Cara Ini demi Masa Depan Anak!