Intisari-Online.com – Agama mengajarkan iman terhadap adanya kehidupan lain sesudah mati. Sebagian kitab suci bahkan memberikan deskripsi keadaan alam itu dengan gambaran yang cukup detail.
Misalnya tentang adanya arwah orang yang mati, alam kubur, hingga adanya ganjaran dan hukuman perbuatan di dunia berupa surga dan neraka.
Namun sejauh ini, ilmu pengetahuan masih belum banyak mengungkap dunia ini. Simak tulisan Dunia Lain Bernama Alam Arwah dari Budi Daruputra, seperti dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 2009 berikut ini.
Iman dan ilmu pengetahuan memang dua hal yang berbeda. Iman berkaitan dengan dogma sementara ilmu pengetahuan berkaitan dengan pembuktian ilmiah. Namun, apa jadinya kalau ilmu pengetahuan berusaha masuk ke dalam wilayah agama, misalnya ingin membuktikan ada tidaknya alam arwah?
Baca Juga : Takut Diteror Arwah Mendiang Istrinya, Pria Ini Nikahi Boneka Barbie Dengan Mas Kawin Mercedes Benz
Tentu ini tidak melibatkan perkara benar atau salah. Ini hanya perkara pembuktian empirik.
Apakah alam arwah itu ada? Bagi peminat ilmu pengetahuan yang berpikiran terbuka, ini adalah pertanyaan yang menarik. Agama jelas mengatakan alam arwah itu ada. Orang-orang yang pernah mengalami mati suri near death experience (NDE) juga menuturkan hal serupa.
Pada saat mati suri itu, mereka masuk ke dalam dunia lain yang kondisinya berbeda dengan dunia tempat kita berpijak.
Begitu pula penuturan para ahli meditasi atau para cenayang [psychic) yang mendapatkan pengalaman spiritual berkunjung ke alam gaib. Semua membenarkan adanya alam lain selain alam kita saat ini.
Baca Juga : Demi Usir Arwah Janda Penasaran, Penduduk Desa Ini Pasang Orang-orangan Sawah dengan Alat Kelamin
Alam lain itu digambarkan sebagai sebuah alam yang sejuk, tidak ada Matahari, tapi ada kehidupan yang mirip dengan kehidupan di dunia kita.
Dalam bukunya, Mati Suri (terbitan Bhuana Ilmu Populer), Rubiana Soeboer menceritakan sejumlah kesaksian dari orang-orang yang pernah mati suri. Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan pengalaman saat mati suri.
Di antaranya, teori halusinasi (seperti pada pemakaian obat bius dan narkoba), teori lobus temporal (seperti pada penderita epilepsi), teori depersonalisasi, teori ingatan terhadap kelahiran, teori afterlife, dan teori transpersonal.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR