Advertorial

Cerita  Dari Gunung Kemukus: Kisah Warga Sekitar yang Masih Was-was dengan Kedatangan Media, Ini Alasannya

Afif Khoirul M
Moh. Habib Asyhad
Afif Khoirul M
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Cerita gunung kemukus tentang bagimana bertumbuhnya penduduk di kawasan tersebut hingga menjadi lokasi diaspora dari penduduk di berbagai wilayah.
Cerita gunung kemukus tentang bagimana bertumbuhnya penduduk di kawasan tersebut hingga menjadi lokasi diaspora dari penduduk di berbagai wilayah.

Intisari-online.com - Sebagai penduduk asli Gunung Kemukus, Mbah Parjan tampak lancar menceritajan latar belakang mengapa kawasan tersebut tumbuh menjadi salah satu kampung yang cukup padat.

Mbah Parjan sendiri sudah tinggal di kawasan tersebut sejak tahun 1986 hingga saat ini tahun 2018.

Waktu itu ia adalah salah satu penduduk yang pindah setelah kampungnya terkena genangan dari Waduk Kedungombo. Ia diberi sebidang tanah di kawasan Gunung Kemukus.

“Waktu itu tahun 1986 saya pindah karena mendapat tanah di sini dari pemerintah, saya membangun rumah di sini, penduduknya waktu itu hanya ada sekitar 35 orang," kenang Mbah Parjan.

Baca Juga : Dijuluki 'Fatal Beauty', Inilah Tentara Wanita Rusia dari Pasukan Khusus Spetsnaz yang Cantik Sekaligus Berbahaya

“Namun, kapling tanah yang diberikan pemerintah itu juga sebagian dijual jadi cuma sedikit yang tinggal di sini, dulunya tempat ini adalah tanah gundul.

“Saya datang ke sini, bangun sumur sama masjid waktu itu, tapi ya sekarang sudah bertambah banyak penduduknya sekitar 700 orang,” kata Mbah Parjan.

Ketika ia datang pertama kali, budaya prostitusi belum ada sebab kebanyakan penduduk yang datang memang untuk tinggal bukan untuk bisnis.

Ketika ditanya soal pertumbuhan penduduk di Kemukus, ternyata pada awal tahun 2000-an industri hiburan malam hingga prostitusi mulai tumbuh dan berkembang pesat di kawasan ini.

Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang

Layaknya jamur yang tumbuh di musim hujan, kawasan Gunung Kemukus menjadi lokasi diaspora berbagai penduduk di berbagai wilayah.

Misalnya, Pak Endro ketua RT 03 di kawasan dukuh Kedung Nguter, Sumber Lawang, mengaku berasal dari Juwangi.

“Saya datang ke sini juga pendatang mas, jadi enggak tau apa-apa soal daerah sini, saya aslinya berasal dari Juwangi,” ucap Endro

“Saya datang ke sini yang niatnya buat cari nafkah mas, usaha saya ya ini jualan air isi ulang dan galon,” tambahnya.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Meski demikian Endro yang seorang Ketua RT ternyata juga seorang pendatang, namun menurutnya ia sudah tinggal di sana puluhan tahun.

Cerita lain dari pendatang di kawasan tersebut adalah seorang perempuan yang parkiran di Kemukus yang mengaku berasal dari Jawa Timur.

“Wah, saya juga kurang tau daerah sini mas, saya kan hanya bantuin jaga saja, ya kalau mau tau tanya ke pak RT atau tetuanya sini,” ucap ibu tersebut.

Meski demikian, beberapa panduduk cukup was-was dengan kedatangan awak media di lokasi tersebut.

Pasalnya sejak 'gegeran' yang melibatkan awak media Internasional indutri di sana hampir mati total untuk sementara.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Namun, upaya untuk menelusuri napak tilas dan pola kehidupan masyarakat di kawasan Gunung Kemukus tetap berlanjut.

Artikel Terkait