Advertorial
Intisari-Online.com – Sebuah kejadian mengerikan terjadi di Dakota Utara, negara bagian AS.
Dilansir dari metro.co.uk pada Minggu (23/9/2018), Savanna LaFontaine-Greywind (22) yang sedang hamil delapan bulan ditemukan tak bernyawa.
Dia temukan dalam keadaan terbungkus plastik dan mayatnya dibuang di sungai di Dakota Utara pada Agustus lalu.
Sebelumnya, Savanna memang dilaporkan hilang pada 19 Agustus.
Baca Juga : Ini 6 Tanda Tubuh Kita Telah Mengonsumsi Garam Terlalu Banyak
Usut punya usut, ternyata Savanna dibunuh oleh William Hoehn (33) dan pasangannya, Brooke Crews (38).
Kisah bermula saat Hoehn menemukan mantan pacarnya, Crews, sedang membersihkan darah di kamar mandi.
Hoehn yang sudah menjadi ayah bagi empat anak sementara Crews memiliki tujuh anak, bertanya kepada Crews darah siapa itu.
Dan di kamar mandir tersebut Hoehn melihat tubuh Savanna bersimbah darah.
Hoehn bertanya apakah Savanna sudah tewas, namun Crews menjawab, ‘jika belum bantulah aku membunuhnya’.
Pada akhirnya, Hoehn mencekik leher Savanna dengan tali, sementara Crews mencoba mengeluarkan bayi yang ada di perut Savanna.
Untuk menutupi kebohongan keduanya, Hoehn mengatakan bahwa Crews sudah melahirkan anak ke delapan.
Akan tetapi kasus ini terbongkar ketika mayat Savanna ditemukan.
Di pengadilan, Hoehn mengaku tak tahu soal aksi pembunuhan tersebut.
“Sebenarnya saya tidak tahu mengapa Crews berencana membunuh Savanna, yang merupakan tetangga bawah kami,” ucap Hoehn.
Namun pengadilan tidak mempercayainya.
Pihak berwenang masih belum tahu bagaimana cara keduanya membuang mayat Savanna. Akan tetapi penyebab kematian bisa disimpulkan karena kehabisan darah.
Ada informasi lain yang mengatakan bahwa Crews terobsesi pada bayi Savanna dan menginginkannya. Bahkan ia sudah merencanakan aksi pembunuhan tersebut sejak bulan Februari.
Pada akhirnya Crews mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
Sementara si bayi, yang diberi nama Haisley Jo, yang ditemukan dua minggu setelah mayat ibunya diidentifikasi itu kini tinggal bersama ayahnya, Aston Matheny.
Baca Juga : Pemberontakan di Kapal Zeven Provincien, Kemudi Macet Akibatkan Awak Kapal Gugur