Berlanjut pada tahun 1966, ketika Selak naik sebuah bus, kendaraan yang ditumpanginya tiba-tiba meluncur dari jalan dan mengakibatkan 4 orang tewas, namun Selak selamat.
Kejadian selanjutnya terjadi pada tahun 1970 di mana ia mengalami insiden mobil terbakar, hal itu membuat mobilnya meledak, namun ia berhasil meloloskan diri dari kobaran api.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Pada tahun 1973, ia kembali lagi dalam perjalanan menaiki sebuah mobil, suatu ketika mobil yang ditumpanginya meledak.
Untungnya Selak berhasil meloloskan diri dengan luka-luka namun ia berhasil selamat.
Peristiwa kelima diterima Selak pada tahun 1995 saat itu ia mengaku di tabrak bus namun Selak mengaku dirinya selamat.
Terakhir pada tahun 1996, kembali lagi di jalanan Selak mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya terlempat dari tempat duduknya.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Namun, ketika ia terlempar, Selak mengaku bisa selamat setelah dirinya memegang sebuah pohon sebelum ia hampir jatuh ke jurang sedalam 91 meter.
Berulangkali mengalami kecelakaan yang membuatnya nyaris mati, konon keluarga dan sahabarnya tidak menolak untuk satu kendaraan dengannya.
Mengutip The Telegraph tetangga Selak bahkan mengatakan, "Jika saya mendengar Frane memesan penerbangan atau kereta, saya akan membatalkannya."
Itu hanyalah tujuh kisah bagaimana Frane Selak berhasil selamat dari kematian, namun kisah keberuntungan lain juga di terima Selak pada 2003 silam.
Pada waktu itu ia berhasil memperoleh undian lotere dengan uang senilai $960 ribu atau sekitar Rp14 miliar.
Namun, setelah mendapatkan keberuntungan tersebut tak terdengar lagi bagaimana ia mendapatkan peristiwa yang hampir meregang nyawanya
Pada 2010 ia membagikan sisa uang loterenya pada keluarga dan teman-temannya.
Terlepas dari itu semua, dirinya sudah kadung dijuluki sebagai orang paling beruntung di dunia, seperti kutip dari BBC dan The Telegraph.
Source | : | The Telegraph |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR