Advertorial
Intisari-Online.com -Saat salah seorangbakal calon wakil presiden untuk Pilpres 2019 berkunjung ke Medan, ada seorang ibu yang menyatakan dirinya harus makan keong sebagai pengganti daging.
Sampai berita ini diturunkan belum ada klarifikasi mengenai kebenaran klaim dari ibu tersebut.
Akan tetapi, tentu tidak ada salahnya kita mencoba mencari tahu seberapa bergizikah keong? Khususnya keong sawa yang memang cukup umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Untuk mengetahui kandungan gizi dalam keong, mari kita simak artikel berjudul "Disebut Bernutrisi Tinggi, Sebergizi Apa Sih Keong Sawah?" yangtelah tayang di Kompas.com berikut ini:
Baca Juga : Nasib Para Pemberontak di Rusia: Hidup dengan Cacat Tubuh atau Mati dengan Cara Tragis
--
Keong sawah adalah salah satu hewan yang sangat umum di Indonesia. Di beberapa daerah, keong sawah sudah sering disulap menjadi makanan yang lezat.
Sayangnya, masih banyak orang yang meragukan kandungan nutrisi dan gizi dari hewan air satu ini.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Environmental Science, Toxicology, and Food Technology pada Januari 2013 menyebutkan bahwa keong sawah sebenarnya memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang tinggi. Bahkan, kandungan kalsiumnya lebih dari susu.
Baca Juga : Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Dubai: Sonapur, Tempat Ratusan Ribu Buruh Hidup dengan Sangat Menderita
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Agriculture, Makurdi, Nigeria tersebut menyebutkan bahwa di Afrika Barat dan Eropa, berbagai jenis siput sudah banyak dikonsumsi, meski pada umumnya yang dikonsumsi adalah bekicot.
Selain itu, keong sawah (Pila ampullacea) juga banyak dikonsumsi, terutama oleh warga di Afrika Barat dan Asia.
Para peneliti kemudian meneliti kandungan nutrisi yang lebih lengkap pada hewan tersebut dengan memisahkan daging dari cangkangnya.
Selanjutnya, daging tersebut didehidrasi dalam oven bersuhu 60 derajat celcius selama 24 jam. Hasilnya kemudian digiling hingga menjadi bubuk. Bubuk inilah yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan kandungan nutrisi dan gizi keong sawah.
Baca Juga : Benjolan di Tubuh Tanda Tumor atau Bukan? Ini Cara Memastikannya
Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa keong sawah memiliki kandungan air 76,32 persen. Presentase kandungan air ini berbeda dengan beberapa temuan sebelumnya. "Variasi ini bisa disebabkan oleh efek lingkungan," tulis penelitian tersebut.
Sedangkan protein yang dimiliki mencapai 10,40 persen. "Lebih rendah daripada ikan air tawar dan siput tanah raksasa (Archchatina maginat)," sambungnya.
Penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa asam amino dalam protein siput dapat digunakan untuk melengkapi sereal sumber protein yang membuat (orang) kekurangan lisin lebih baik.
Selain protein, keong sawah juga mengandung serat kasar sekitar 0,01 persen. "Serat kasar rendah P ampullacea atau keong sawah disebabkan oleh aktivitas berenang keong dalam air yang lebih berat daripada merangkak di darat," ungkap temuan tersebut.
Lalu, jumlah lipid keong sawah hanya 0,09 persen, lebih rendah dibandingkan dengan hewan lainnya. Ini membuktikan bahwa penggunaan keong sawah ampuh untuk pengobatan hipertensi.
Tak hanya itu, kandungan mineral pada keong sawah juga bisa dibilang tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan siput darat.
Mineral yang terkandung dalam keong sawah di antaranya adalah fosfor 60,52 mg, kalsium 129,18 mg, potasium 71, 13 mg, zat besi 10,90 mg, sodium 0,04 mg, magnesium 31,19 mg, dan zinc 1,31 mg. Semuanya dalam skala per 100 gram.
Menariknya, kandungan kalsium dalam keong sawah ini lebih tinggi jika dibandingkan kalsium dalam daging sapi, telur, bahkan susu.
Kandungan potasiumnya juga telah terbukti baik untuk keseimbangan cairan serta regulasi konduksi impuls saraf, detak jantung, dan metebolisme sel.
Keong sawah juga mengandung zat besi yang tinggi dan dipercaya membantu pembentukan darah merah. "Unsur ini penting untuk pembentukan darah merah, dan karena zat besi (dalam keong sawah) bersifat akuatik maka bisa direkomendasikan untuk wanita hamil dan anak-anak," tulis laporan tersebut.
Dengan kata lain, ini membuktikan bahwa keong sawah merupakan sumber mineral yang baik. Para peneliti pun menyarankan untuk memasukkan keong sawah sebagai makanan yang kita konsumsi.