Advertorial

Nasib Para Pemberontak di Rusia: Hidup dengan Cacat Tubuh atau Mati dengan Cara Tragis

Tatik Ariyani
,
Aulia Dian Permata

Tim Redaksi

Salah satu pembelot yang bernasib tragis adalah Alexander Litvineko, mantan anggota KGB yang meninggal dalam beberapa minggu setelah minum teh.
Salah satu pembelot yang bernasib tragis adalah Alexander Litvineko, mantan anggota KGB yang meninggal dalam beberapa minggu setelah minum teh.

Intisari-Online.com - Nasib para pembangkang Rusia memang kerap berakhir tragis, baik cacat maupun tewas terbunuh.

Pemimpin negara itu, Vladimir Putin dicurigai berperan dalam kasus pembunuhan para pembelot Rusia, meski dia mengelaknya.

Salah satu pembelot yang bernasib tragis adalah Alexander Litvineko, mantan anggota KGB yang meninggal dalam beberapa minggu setelah minum teh.

Belum lagi para wartawan yang memberitakan hal buruk mengenai Putin, mereka juga bernasib tragis.

Baca Juga : 7 Rahasia Bugar Vladimir Putin, Salah Satunya Bangun Siang dan Sarapan di Tengah hari

Kejadian sama yang melibatkan racun terulang kembali.

Seorang anggota band provokatif tentang kondisi politik Rusia, Pussy Riot, kemungkinan besar diberi racun yang merusak sarafnya, kata dokter.

Pyotr Verilov, warga negara Rusia dan Kanasa, adalah sekutu dekat band tersebut dan dia bekerja sebagai juru bicara.

Dia pingsan di Moskow pekan lalu, kemudian kehiangan penglihatan, kemampuan berbicara, dan kemampuan berjalan, menurut surat kabar Jerman, Bild.

Baca Juga : Demi Gengsi, Pengantin Ini Habiskan Rp1,3 Miliar untuk 13 Gaun dan 5 Pesta Pernikahan

Kondisinya membaik dan tidak lagi dianggap berbahaya untuknya.

Pria berusia 30 tahun ini dikenal karena menerbitkan Mediazona, situs berita online yang berfokus pada pelanggaran hak asasi manusia Rusia.

Setelah pingsan,Verzilov diangkut ke Berlin hari Sabtu (15/9) lalu.

Dokter yang merawatnya mengatakan ada kemungkinan bahwa Verzilov diracuni.

Kai-Uwe Eckardt, seorang ahli neurologi dan spesialis internal Jerman mengatakan, "Sangat mungkin dia diracuni."

Eckardt menambahkan bahwa Verzilov menderita sindrom anti-kolinergik, suatu kondisi di mana beberapa bagian dari sistem saraf terhalang danberbagai organ berhenti bekerja.

Gejala-gejala yang dialami Verzilov meliputi pupil yang membesar, tekanan darah tinggi, dan selaput lendir kering, yang menunjukkan kemungkinan diracuni.

Dokter memperingatkan bahwa hanya ada sedikit kesempatan untuk mengidentifikasi racun yang tepat karena mungkin Verzilov menelannya sekitar seminggu yang lalu.

Baca Juga : Dari Daihatsu Sigra Hingga BMW X1, Ini Jenis Mobil yang Dijual Rp50 Juta dalam Flash Sale Astra

Eckardt menambahkan bahwa gejala itu bisa juga berasal dari obat-oabtan, bahan alami, atau tanaman.

Mantan anggota Pussy Riot,Nadezhda Tolokonnikova juga yakin bahwa Verzilov sengaja diracuni.

Dikutip dari Reuters,Tolokonnikova mengatakan, "Saya percaya bahwa dia diracuni dengan sengaja dan itu adalah upaya mengintimidasinya atau membunuhnya."

Kasus Verzilov terjadi enam bulan setelah keracunan Sergei Skripsal, mantan mata-mata Rusia yang tinggal di Inggris selatan.

Skripsal dan putrinya sakit kritis setelah terkena novichok, racun saraf kelas militer yang dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang Dingin.

Inggris baru-baru ini menyebut dua pria Rusia sebagai pelaku, namun mereka mengelaknya.

PM Kanada, Justin Trudeau mengatakan untuk tidak membuat kesimpulan terlalu dini mengenai kasus tersebut.

Tahun-tahun sebelumnya deretan korbantewas akibat pembelotannya pada Rusia tercatat dengan jelas.

Baca Juga : Kaki Anda Kerap Berkeringat? Berikut 5 Kesalahan yang Anda Lakukan!

November 2015, Mikhail Lesin ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Washington DC.

Sebelumnya, Lesin tahu banyak mengenai seluk beluk kehidupan politik di Rusia.

Anna Politkovskaya, seorang wartawan Rusia yang kritis terhadap Putin, dibunuh oleh pembunuh bayaran yang menembaknya pada jarak dekat di lift di luar flatnya.

Hakim kemudian menemukan bahwa para pembunuh dibayar oleh seseorang yang tidak dikenal.

Natalia Estemirova, yang mengkhususkan diri mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Rusia di Chechnya, diculik kemudian ditemukan di hutan dengan luka tembak di kepalanya.

Pengacara hak asasi manusia, Stanislav Markelov, yang mewakiliPolitkovskaya dan jurnalis lain yang kritis pada Putin ditembak oleh seorang pria bersenjata bertopeng.

Anastasia Baburova yang berjalan bersamaMarkelov juga ditembak ketika mencoba membantunya.

Boris Nemtsov, seorang kritikus besar Putin ditembak empat kali di punggungnya.

Boris Berezovsky, yang mengancam akan menjatuhkan Putin dengan paksa, ditemukan tewas di rumahnya di Berkshire.

Paul Klebnikov, pemimpin redaksi Forbes Rusia yang menulis tentang korupsi dan menggali kehidupan orang kaya Rusia, terbunuh dalam sebuah penembakan.

Sergei Yushenkov, politisi Rusia yang berusaha membuktikan bahwa Rusia berada di balik pemboman sebuah blok apartemen, dibunuh dalam satu kali tembakan setelah organisasi politiknya diakui sebagai sebuah partai.

Baca Juga : Inikah Mesin Pengeruk Sampah Bikinan Pindad yang akan Digunakan Ridwan Kamil Angkut Sampah di Citarum?

Artikel Terkait