Advertorial

Kelak Hanya Tersisa 5 Raja di Dunia: Raja Inggris, Raja Hati, Raja Wajik, Raja Keriting, dan Raja Sekop

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Keadaan sudah banyak berubah. Keluarga kerajaan yang paling menarik perhatian orang sekarang mungkin hanya kedua anak Pangeran Charles dan Putri Diana, juga kedua menantunya. Namun, permulaan abad ini tidak demikian halnya.

Bagaimana hubungan kekerabatan mereka, simak dalam tulisan Ketika Raja-raja Eropa Masih Bersaudara, yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juli 1987.

--

Ketika kakek buyut Ratu Elizabeth II, yaitu Raja Edward VII, dimakamkan pada tanggal 20 Mei 1910, ia diiringi oleh sembilan orang raja. Semua raja itu kerabatnya. Mereka adalah:

Baca Juga : 66 Tahun Pimpin Inggris, Ini 4 Alasan Mengapa Ratu Elizabeth II Belum Mau Melepaskan Takhtanya

  • Raja George V dari Inggris (putranya).
  • Kaisar Wilhelm II dari Jerman dan Prusia (kemanakannya).
  • Raja Frederick VIII dari Denmark (iparnya).
  • Raja Haakon VII dari Norwegia (menantunya).
  • Raja Albert I dari Belgia (sepupunya).
  • Raja Manoel II dari Portugal (suami sepupunya).
  • Raja Ferdinand I dari Bulgaria (sepupunya).
  • Raja Alfonso XIII dari Spanyol (suami kemanakannya).
  • Raja Gustav V dari Swedia (suami sepupunya).
Selain itu hadir pula tujuh orang ratu, termasuk Ratu Janda Emma dari Belanda dan Ratu Janda Marie Feodorovna dan Rusia (iparnya); lima putra makota, yaitu dari Rumania, Montenegro, Serbia, Yunani dan Austria, selain 45 pangeran serta grand duke.

Sebetulnya kerabatnya yang menjadi raja lebih banyak dari sembilan. Yang absen waktu itu antara lain Tsar Nicholas II (kemanakan istrinya dan suami kemanakannya) dan Raja George I dari Yunani (iparnya).

Raja-raja itu terikat kekerabatan, sebab Ratu Victoria (ibu Edward VII) memiliki sembilan orang anak dan puluhan orang cucu yang menjadi junjungan atau menikah dengan junjungan pelbagai negara Eropa.

Baca Juga : Koh-I-Noor Berlian di Mahkota Ratu Elizabeth II, Diperebutkan Para Penguasa Dunia dan Konon Milik Dewa Matahari

Tidak heran kalau Kaisar Wilhelm II memanggil Tsar Nicholas II 'Nicky' dan ia sendiri dipanggil 'Willy', sedangkan Raja Inggris George V mereka panggil 'Georgie'.

Georgie berperang melawan Willy

Namun, junjungan yang bersaudara bukan jaminan bahwa negara-negara itu bisa selalu hidup berdampingan dengan damai.

Willy turut campur dalam pertikaian di Yunani yang menyebabkan terbunuhnya Raja George I dari Yunani (kakek Pangeran Philip) tiga tahun setelah pemakaman itu. Pada tahun 1914 — 1918 Georgie dan Willy berperang (PD I).

Baca Juga : Lucu, Raja Inggris Sembunyikan Mahkotanya yang Sangat Mahal di Kaleng Biskuit Agar Tak Dirampas NAZI

Revolusi menjungkirkan banyak tahta. Raja Manoel II dari Portugal melarikan diri ke Inggris, Kaisar Karl I dari Austria dipaksa memazulkan diri, beberapa tahun sebelumnya Archduke Franz Ferdinand (calon kaisar Meksiko) dibunuh di Serajevo.

Willy setelah kalah perang hidup dalam pembuangan. Yang paling menyedihkan ialah nasib Tsar Nicholas II. la bukan cuma digulingkan, tetapi dibunuh dengan kejam oleh kaum Bolshevik bersama istrinya (Ratu Alexandra) dan keempat putri mereka serta putra makota. Sebetulnya ketika digulingkan tsar mengharapkan Inggris mau menampungnya.

Raja George V dan permaisurinya, Ratu Mary, ingin sekali mendatangkan kerabat mereka itu, tetapi politik negara tidak memungkinkan mereka mengulurkan tangan. Mereka sangat terpukul, ketika kerabat mereka itu akhirnya mengalami nasib yang mengenaskan.

Kerabat-kerabat mereka yang lain, yang memerintah di daerahdaerah yang lebih kecil di Eropa, ditumbangkan, dibunuh, diasingkan atau bunuh diri. Masa depan monarki tampaknya suram.

Baca Juga : Jadi Pusat Perhatian Dunia, Inilah 12 Potret Menggemaskan Pangeran George Calon Raja Inggris di Masa Depan

Namun, monarki Inggris bisa melewati krisis itu dengan selamat. (Cuma saja Raja George V yang berasal dari keturunan Saxe-Coburg-Gotha itu harus mengorbankan nama keluarga Jermannya untuk diganti dengan nama keluarga berbau Inggris asli, yaitu Windsor).

Saat ini di Eropa tinggal sembilan negara yang dikepalai oleh raja atau pangeran. Keluarga Wattin masih bisa mempertahankan tahtanya di Belgia, keluarga Oldenburg di Denmark dan Norwegia, keluarga Liechtenstein di negara kecil yang senama, keluarga Nassau di Luksemburg, keluarga Grimaldi di Monaco, keluarga Oranje-Nassau di Negeri Belanda, keluarga Bourbon di Spanyol, keluarga Bernadotte di Swedia dan keluarga Windsor di Inggris.

Reagan kalah pamor

Sampai saat ini yang paling dikenal dan bahkan bisa mengalahkan kemasyhuran raja/ratu lain maupun presiden, negarawan, penulis ataupun bintang film ialah keluarga Windsor dari Inggris. Siapa yang tidak kenal Lady Di, yang nama resminya sekarang Diana, Putri Wales?

Baca Juga : (Foto) Makam Putri Diana Terungkap, 21 Tahun Setelah Kematiannya

Presiden Ronald Reagan, bekas akror yang mengepalai negara adikuasa itu, biasanya menjadi pusat perhatian kalau berdampingan dengan pemimpin negara lain.

Namun, ketika ia berdampingan dengan Ratu Elizabeth II, justru wanita yang sudah menjadi nenek itu yang lebih dielu-elukan.

Mengapa? Orang tidak tahu. Ia tidak memiliki kekuasaan sebesar Reagan, tidak memiliki kecerdasan yang melebihi orang lain, kecantikannya pun tidak bisa dibandingkan dengan Elizabeth yang bintang film itu (Taylor), tetapi yang jelas sejak kakek ratu memerintah (Georgie), junjungan rakyat Inggris selalu mendahulukan kewajiban daripada kepentingan pribadi.

Paman ratu, Edward VII (Duke of Windsor), mengundurkan diri ketika lebih mementingkan cintanya kepada janda AS yang sudah dua kali bercerai, Wallis Warfield Simpson.

Raja Farouk dari Mesir (digulingkan oleh Nasser dan Sadat tahun 1952), pada tahun 30-an pernah berolok-olok, "Nanti di dunia cuma akan ada lima raja saja: Raja Hati, Raja Wajik, Raja Keriting (Cengkeh), Raja Sekop dan Raja Inggris."

Baca Juga : Apa Kira-kira Isi Ruang Rahasia yang Baru saja Ditemukan dalam Piramid Raja Mesir Kuno Tutankhamun?

Artikel Terkait