Padahal, diferensiasi itulah yang membuat banyak pengguna media sosial, khususnya di Indonesia, beralih meninggalkan Twitter dan Facebook menuju Path.
Baca Juga : Kebiasaan Orang Indonesia Saat Main Path
Path dianggap lebih personal sehingga seseorang dapat berbagi dan mengutarakan apa saja tanpa merasa khawatir dibaca orang lain yang tidak begitu dikenalnya.
Sebab, unggahan di Path hanya dilihat oleh orang-orang terdekatnya.
Selain itu, Path tidak mengeluarkan inovasi apa pun saat beberapa pesaing mulai muncul, seperti Snapchat dan Instagram yang memiliki berbagai fitur baru dan segar.
"Dia enggak ada fitur tambahan untuk mengantisipasi datangnya Snapchat dan berkembangnya Instagram. Apalagi Instagram sudah semakin seperti Snapchat, kan. Ya sudah, susah," ujar Nukman.
Jadi bukan hal yang aneh ketika sekarang keberadaannya mulai ditinggalkan.
Path tidak lagi memiliki keunggulan jika disandingkan dengan media sosial lainnya.
"Keunggulan utama Path itu kan 150 teman akrab, itu saja," kata Nukman.
Namun, hal itu sudah tidak ada lagi. Nukman menyebut, tutupnya Path murni karena aplikasi itu sudah ditinggalkan para penggunanya.
"Ini sudah enggak ekonomis lagi. Sudah enggak sanggup lagi," ujarnya.
Baca Juga : Tidak Boleh Sembarangan, Beginilah Aturan Polwan dalam Menggunakan Media Sosial
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR