Advertorial

Dapat Berubah Menjadi Sama Sintingnya Seperti Anjing, Siapa Sebenarnya Prajurit Berseker Ini?

Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad
Muflika Nur Fuaddah
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Ketika kita berpikir tentang Viking, apa yang sering terlintas dalam pikiran adalah gambar pria dengan helm bertanduk dan jubah panjang, berlayar untuk menaklukkan dan menjarah berbagai bagian Eropa.

Yah ... itu, dan berserker. Gagasan tentang orang berserker cukup terkenal di banyak bagian dunia. Siapakah mereka?

Berserker adalah bagian tertentu dari prajurit di Skandinavia pra-Kristen.

Mereka biasanya digunakan dalam kelompok kecil, sekitar 12 orang di samping penjaga reguler atau tentara.

Baca Juga : Inilah Hastein, Si Viking Garang yang Pernah Keliru Menyerang Targetnya

Apa yang membedakan mereka dari prajurit lainnya adalah dalam pemakaian atribut hewan totem.

Mereka percaya bahwa ketika mereka bertempur ada kekuatan hewan totem mereka yang mulai merasuki.

Dalam pertempuran, mereka ditempatkan di depan phalanx, baik untuk melancarkan serangan atau menahan beban utama pasukan yang menyerang.

Dalam pertempuran laut, mereka biasanya ditempatkan di haluan kapal untuk menjadi kekuatan pertama yang bertemu musuh.

Baca Juga : Ritual Pernikahan Viking, Harus Ada Saksi Saat Pasangan Berhubungan Intim di Malam Pertama

Berserker, bagaimanapun, kurang cocok untuk formasi peperangan, karena ketika mereka dalam hiruk pikuk pertempuran mereka kurang bisa mengendalikan diri.

Mereka akan menjadi sama sintingnya dengan anjing atau serigala dan kuat seperti beruang atau banteng liar.

Dalam kisah lain, berserker sering digambarkan sebagai penjahat gila yang memiliki kekuatan kasar tak terkendali.

Namun apakah ini penggambaran yang akurat?

Baca Juga : Selangkah Lagi Israel akan Jadi Negara Superpower Militer di Dunia, Ini Syaratnya

Mitologi Norse menyebutkan bahwa berserker harus dianggap sebagai prajurit perdukunan.

Hal itu dikarenakan mereka menggunakan semacam praktik ritual.

Seperti mengenakan kulit binatang totem mereka, untuk menyingkirkan jiwa kemanusiaannya.

Praktik semacam itu akan merubah mereka layaknya karakteristik hewan totem masing-masing.

Baca Juga : Ironi Kota Terkaya di Dunia - Penduduk Miskin Terpaksa Tinggal dalam Kamar Serupa Kandang Hewan

Dalam keadaan seperti itu, mereka akan siap menghadapi pertempuran penuh dengan amarah tanpa dapat merasakan luka yang mereka derita.

Pada 1784 seorang pendeta bernama Odmann berteori bahwa berserker yang mengamuk itu sebenarnya disebabkan oleh konsumsi jamur agaric memabukkan.

Namun biasanya efek samping dari tanaman tersebut adalah gejala depresi, bukan kemarahan dan euforia.

Warga kuno Norse dahulu memang masih memiliki ruang untuk perilaku semacam ini.

Namun tidak ketika Skandinavia menjadi semakin Kristen, dan agama lama memudar, demikian pula para berserker yang mengamuk akan tenggelam menjadi mitos.

Baca Juga : Gunakan Jenazah Manusia, Perusahaan Swiss Membuat Berlian yang Harganya Sangat Mahal, Bagaimana Bisa?

Artikel Terkait