Meski Berisiko Tinggi, Helikopter Tempur Tetap Dibutuhkan Dalam Peperangan

Moh Habib Asyhad

Editor

helikopter tempur tetap dibutuhkan dalam peperangan
helikopter tempur tetap dibutuhkan dalam peperangan

Intisari-Online.com -Pada awalnya ketika helikopter dibuat pertama kali oleh Jerman, sama sekali belum terpikirkan untuk kepentingan peperangan.

Pasalnya helikopter terbangnya tidak cepat dan mudah ditembak jatuh.

(Baca juga:Borgol Plastik, Bahannya Sangat Kuat Biasanya Digunakan untuk Mengingat Komponen Pesawat)

Tapi setelah teknologi helikopter terus dikembangkan akhirnya digunakan juga untuk kepentingan perang meskipun memiliki resiko tinggi.

Setelah heli tempur dengan berbagai varian diproduksi dan dioperasikan oleh satuan militer di banyak negara, konflik militer yang kemudian timbul bisa dipastikan melibatkan helikopter tempur.

Pasca-Perang Vietnam yang melibatkan beragam heli tempur tak lama kemudian disusul oleh invansi Uni Soviet ke Afghanistan (1979).

Seperti militer AS yang pada awal Perang Vietnam belum mengoperasikan heli bersenjata, pasukan Soviet di Afghanistan juga mengalami hal serupa.

Militer Soviet yang dengan mudah berhasil menguasai sejumlah kota penting Afganistan pada awal peperangan baru mengoperasikan heli tempur Mi-24 setelah kampanye militernya mulai merambah pendalaman Afghanistan yang merupakan daerah pegunungan.

Kehadiran Mi-24 di Afghanistan mirip dengan kehadiran Huey Cobra di Vietnam, gerilyawan Mujahidin langsung dibuat kocar-kocir oleh sepak terjang M-24 yang dikenal ganas dan brutal itu.

Tapi berkat rudal panggul Stinger yang diberikan militer AS ke pejuang Mujahidin, ratusan Mi-24 berhasil dirontokkan.

Pasca-Perang Afganistan, militer Soviet kemudian mengembangkan heli tempur yang lebih canggih dan ganas dibandingkan Mi-24, yakni Kamov 50/52 yang memang dioperasikan sebagai heli serang.

Pada saat yang sama sejumlah negara lain juga telah berhasil mengembangkan beragam heli tempur yang tak kalah ganas dan canggih seperti Apache, Black Hawk, Sea Hawk, Eurocopter Tiger, Denel Roivalk, Alouette, dan lainnya.

(Baca juga:Sedigdaya Apa pun Mereka, Nyatanya Tentara AS dan CIA Kerap Babak Belur Melawan Gempuran Pejuang Taliban)

Perang beriktunya yang kemudian terjadi seperti Perang di Somalia, Perang Teluk, Perang Irak, dan Perang Afghanistan, Perang Israel-Lebanon, dan lainnya selalu diwarnai oleh misi satuan-satuan helikopter baik yang bertugas sebagai heli transport tempur atau murni helikopter serang.

Dalam Perang Irak ratusan heli tempur Rusia yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Irak banyak yang ditinggalkan begitu saja karena gerak maju pasukan koalisi yang terlalu cepat dan sulit dibendung.

Sebaliknya, armada heli pasukan koalisi yang didominasi heli Apache sukses menghantam tank-tank Irak di berbagai lini pertempuran.

Di medan tempur Afghanistan yang saat ini terus berkecamuk, semua produk heli buatan AS bisa dipastikan turun ke medan laga.

Tak hanya AS yang mengoperasikan heli produknya sendiri, negara sekutunya, seperti Inggris juga mengoperasikan puluhan heli Apache yang kemudian terlibat di berbagai pertempuran sengit.

Tidak semua heli tempur sukses menjalankan misinya, sejumlah di antaranya rontok karena dihantam rudal lawan atau jatuh karena kecelakaan.

Dalam setiap operasi militer, helikopter rontok karena tembakan musuh atau tabrakan dengan rekan sendiri merupakan hal biasa. Karena pada dasarnya helikopter yang digunakan dalam peperangan memang beresiko tinggi.

Sebagai contoh ketika pasukan AS dan sekutunya melancarkan operasi tempur, heliborn, di Somalia, sejumlah heli Black Hawk berhasil ditembak jatuh musuh sehingga memunculkan kisah dan tragedi tersendiri.

(Baca juga:Nenek 70 Tahun Ini Sudah 28 Tahun Tak Mengonsumsi Gula, Hasilnya Sungguh Luar Biasa)

Di Perang Irak dan Aghanistan, hampir semua pasukan koalisi yang mengoperasikan armada heli tempurnya bisa dipastikan mengalami korban.

Seperti heli Lynx Inggris yang rontok di Basra Irak akibat tembakan RPG musuh.

Operasi pembebasan sandera di Iran oleh AS bahkan gagal total karena armada heli yang digunakan mengalami kerusakan dan kecelakaan fatal.

Ketika pasukan khusus AS menangkap dan menembak mati Osama Bin Laden di Paskitan juga diwarnai oleh rontokknya salah satu helikopter yang memiliki teknologi stealth.

Namun, terlepas dari banyaknya heli tempur yang celaka saat bertugas peran helikopter tetap penting.

Jika dikalkulasi secara militer, setiap satuan heli tempur yang diterjunkan di medan peperangan tetap merupakan salah satu kunci sukses dan berhasilnya operasi tempur.

Artikel Terkait