Intisari-Online.com - Pada awalnya ketika helikopter dibuat pertama kali oleh Jerman, sama sekali belum terpikirkan untuk kepentingan peperangan.
Pasalnya helikopter terbangnya tidak cepat dan mudah ditembak jatuh.
(Baca juga: Borgol Plastik, Bahannya Sangat Kuat Biasanya Digunakan untuk Mengingat Komponen Pesawat)
Tapi setelah teknologi helikopter terus dikembangkan akhirnya digunakan juga untuk kepentingan perang meskipun memiliki resiko tinggi.
Setelah heli tempur dengan berbagai varian diproduksi dan dioperasikan oleh satuan militer di banyak negara, konflik militer yang kemudian timbul bisa dipastikan melibatkan helikopter tempur.
Pasca-Perang Vietnam yang melibatkan beragam heli tempur tak lama kemudian disusul oleh invansi Uni Soviet ke Afghanistan (1979).
Seperti militer AS yang pada awal Perang Vietnam belum mengoperasikan heli bersenjata, pasukan Soviet di Afghanistan juga mengalami hal serupa.
Militer Soviet yang dengan mudah berhasil menguasai sejumlah kota penting Afganistan pada awal peperangan baru mengoperasikan heli tempur Mi-24 setelah kampanye militernya mulai merambah pendalaman Afghanistan yang merupakan daerah pegunungan.
Kehadiran Mi-24 di Afghanistan mirip dengan kehadiran Huey Cobra di Vietnam, gerilyawan Mujahidin langsung dibuat kocar-kocir oleh sepak terjang M-24 yang dikenal ganas dan brutal itu.
Tapi berkat rudal panggul Stinger yang diberikan militer AS ke pejuang Mujahidin, ratusan Mi-24 berhasil dirontokkan.
Pasca-Perang Afganistan, militer Soviet kemudian mengembangkan heli tempur yang lebih canggih dan ganas dibandingkan Mi-24, yakni Kamov 50/52 yang memang dioperasikan sebagai heli serang.
Pada saat yang sama sejumlah negara lain juga telah berhasil mengembangkan beragam heli tempur yang tak kalah ganas dan canggih seperti Apache, Black Hawk, Sea Hawk, Eurocopter Tiger, Denel Roivalk, Alouette, dan lainnya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR