Advertorial
Intisari-online.com - Baru saja Xiaomi meresmikan ponselnya untuk masuk ke Indonesia, ponsel tersebut adalah Xiaomi Redmi 6 dan Redmi 6A.
Jika melihat dari serinya sudah dipastikan, keduanya adalan seri penerus dari Redmi 5 dan 5a.
Namun, kedua ponsel ini tampaknya menunjukkan banyak perubahan pada segala sisi, misalnya ukuran layar, desain, hingga chipset yang digunakan.
Tampaknya Xiaomi ingin sedikit ber-eksperimen dengan seri terbarunya ini, di mana jeroan dari kedua ponsel ini juga sedikit diubah dari seri pendahulunya.
Baca Juga : Selama 77 Tahun Wanita Ini Menunggu Suaminya Pulang dari Perang, Hanya Ini yang Ditemuinya
Seperti yang diketahui bersama, ponsel Xiaomi ini membawa posesor MediaTek Helio P22 dan A22.
Di mana pada beberapa seri ponsel Xiaomi, hampir kebanyakan menggunakan prossesor buatan Qualcomm dengan Snapdragon-nya.
Jika melihat dari animo masyarakat Indonesia, hampir semua orang menganggap prosessor Snapdragon lebih baik kinerjanya.
Tentunya hal ini sedikit mengecewakan pengguna Xiaomi, setelah mengetahui ponsel terbarunya tidak menggunakan chipset Snapdragon.
Baca Juga : Tak Hanya Terhadap Dollar AS, Rupiah Juga Ada di Titik Terendah Terhadap Ringgit Malaysia
Lantas apakah hal itu sebah peningkatan performa atau penurunan? ternyata beginilah jawannya.
Memang benar, MediaTek sedikit tertinggal dari Snapdragon hal itu ditunjukkan dengan harganya yang lebih murah dibanding prosessor lain.
Namun, jika melihat kualitas dan performa yang ditawarkan rasanya hampir sama dan tidak ada bedanya.
Misalnya prosessor MediaTek Helio A22 memiliki kualitas yang hampir sama dengan Snapdragon 425, namun prosessor MediaTek ini memiliki teknologi yang disebut CorePilot.
Baca Juga : Berpaling dari Amerika, Duterte Berjanji Filipina Hanya Akan Beli Senjata dari Israel
Yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan Anda meningkatkan kerja ponsel cerdas sesuai dengan kinerjanya.
Sebuah teknologi yang tidak ada di Snapdragon 425, selain itu dengan teknologi ini akan membantu Anda memaksimalkan beban antara prosessor inti dengan sistem grafis.
Untuk memberikan prioritas utama pada kekuatan prosessor untuk aplikasi yang lebih mengurangi beban dan frekuensi inti.
Hal itu akan memungkinkan prosessor untuk menghemat daya meskipun digunakan untuk kinerja yang cukup berat sekalipun.
Baca Juga : 3 Kondisi Medis Paling Misterius, Salah Satunya Sindrom ‘Putri Duyung’
Dengan demikian smartphone akan berjalan sekitar 30 persen lebih lama namun tetap menunjukkan kinerja yang lebih baik sekitar 10-15 persen dibandingkan perangkat tanpa teknologi ini.
Itulah keunggulan dari prosessor terbaru yang disematkan pada smartphone Xiaomi Redmi 6 dan 6A.