Intisari-Online.com -Militer AS terus berupaya menciptakan pesawat intai (surveillance) berteknologi siluman tanpa awak dan memiliki kecepatan hipersonik.
Pesawat intai siluman tercanggih yang dinamai SR-72 ini merupakan pengganti pesawat surveillance SR-71 Blackbird yang sudah memasuki masa purna tugas.
(Baca juga:Waduh, Ternyata Begini Cara Pesawat Asing Masuk Ke Indonesia Tanpa Ketahuan)
Berbeda dibandingkan dengan SR-71 Blackbird yang ketika terbang sangat tergantung kepada para pilotnya dan harus menempuh resiko tertembak jatuh oleh sergapan rudal, SR-72 dirancang sebagai pesawat surveillance yang bisa terbang tanpa pilot seperti pesawat UAV.
Dengan kemampuan seperti itu maka SR-72 akan menjadi jagoan militer AS dan diharapkan bisa melaksanakan misi pengintaian di negara mana pun tanpa terdeteksi—termasuk Indonesia, makanya kita juga harus tetap berhati-hati.
Sebagai pesawat surveillance masa depan, SR-72 yang memiliki panjang fuselage 30 meter ini memang dirancang demikian mematikan sehingga risiko disergap pesawat lawan atau dihantam rudal darat ke udara seperti yang pernah dialami oleh SR-71 tidak akan terjadi lagi.
Demi menghindari sergapan jet tempur lawan dan sergapan rudal, SR-72 selain dirancang untuk memiliki kecepatan hipersonik Mach 6+1 juga memiliki sistem teknologi siluman (stealth) sehingga sulit sekali untuk dideteksi menggunakan radar pencari sasaran.
Dengan kemampuan terbang di atas enam kali kecepatan suara dan ditunjang oleh persenjataan canggih untuk membela diri, sebelum pesawat musuh melakukan intersep sudah bisa dilumpuhkan terlebih dahulu.
Untuk menghantam sasaran lawan, SR-72 akan dilengkapi sejumlah rudal yang juga berkecepatan hipersonik sehingga akan menjadikannya sebagai pesawat penyerang bersenjata rudal paling cepat di dunia.
(Baca juga:Malangnya Didin, Gara Gara Menangkap Cacing Terancam Penjara 10 Tahun)
Untuk mendukung ini semua, SR-72 akan dilengkapi mesin kembar Hipersonic Technology Vehicle (HTV-3X) yang memiliki kecepatan 13.000 mil per jam dan kemampuan jelajah hingga 5.400 km.
Sesuai program dan estimasi Lockheed Martin, SR-72 direncanakan sudah bisa terbang dan bergentayangan di atas langit seluruh dunia tanpa bisa terdeteksi radar pada tahun 2018 ini.