Masalembo, Antara Mitos dan Fakta

Agus Surono

Penulis

Perairan Masalembo
Perairan Masalembo

Intisari-Online.com – Perairan Masalembo yang dikenal dengan Segitiga Bermuda versi Indonesia kembali menelan korban.

Pada Jumat (19/5) sore sekitar pukul 16.00 WIB, KM Mutiara Sentosa I yang mengangkut ratusan penumpang itu terbakar di Laut Jawa pada posisi 05.33.01 S/ 114.34.25 E atau 17 mil dari Pulau Masalembu.

Kapal penumpang milik milik PT Atosim Lampung Pelayaran tersebut bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Kamis (18/5) pukul 23.41 WIB dengan tujuan Balikpapan.

Kecelakaan itu mengingatkan kita akan kecelakaan serupa yang menimpa KMP Tampomas II pada 27 Januari 1981 yang menelan ratusan nyawa.

Beberapa tahun kemudian berbagai kecelakaan terjadi di wilayah perairan tersebut. Seperti Kapal Senopati Nusantara yang tenggelam pada 29 Desember 2006, hilangnya pesawat Adam Air pada 1 Januari 2007, tenggelamnya KM MUtiara Indah pada 19 Juli 2007, KM Fajar Mas pada 27 Juli 2007, KM Sumber Awal pada 16 Agustus 2007, dan KM Teratai Prima pada 11 Januari 2009.

Rentetan peristiwa itu menempatka wilayah Masalembo sebagai daerah penuh misteri. Mirip dengan Segita Bermuda.

Inilah beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui soal Masalembo.

Kekuasaan Kerajaan Ratu Malaka

Segitiga Masalembo adalah daerah kekuasaan Ratu Malaka. Sehingga pantang bagi siapa pun untuk melewati tempat itu. Kalau mau selamat, nelayan tersebut membawa sesajen atau persembahan. Selain itu juga ada yang menyebutkan bahwa daerah perairan itu sebenarnya berada di daerah dimana tempat mahluk halus dan siluman berkumpul. Sehingga daerah itu sering meminta tumbal bagi penghuni di dalamnya.

Beberapa orang yang berhasil melewati wilayah itu dengan selamat menyatakan bahwa mereka melihat penampakan aneh dan misterius, seperti burung besar, ular laut raksasa, naga, dan sejenisnya.

Berada di daerah pertigaan dan ada tiga pulau utama

Kepulauan Masalembo berada di daerah ‘pertigaan’ Laut Jawa dan Selat Makasar. Kepulauan ini terdiri dari tiga pulau utama yaitu Pulau Masalembu, Pulau Masakambing, dan Pulau Keramaian.

Semua kepulauan ini berada di wilayah Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Setiap pulau dihuni sekitar satu desa dengan rata-rata penduduk setiap pulau mencapai seribu hingga empat ribu penduduk. Mata pencaharian utama para penduduk di ketiga pulau ini adalah melaut.

Pantangan melaut pada Desember - Juni

Berkembang kepercayaan di masyarakat yang telah dipercayai selama bertahun-tahun. Semisal pantangan waktu bagi para nelayan untuk melaut. Waktu pantangan itu mencakup antara bulan Desember hingga bulan Juni karena pada saat itu gelombang laut Masalembo sangat tinggi dan besar.

Selain itu masyarakat juga mempunyai istilah ‘garis putih’ untuk menggambarkan daerah yang biasanya paling banyak memakan korban. Garis putih ini adalah batas wilayah aman bagi nelayan untuk melaut dimana bagian yang dibatasi adalah bagian yang sakral. Apabila masih ada yang nekat melewati garis putih ini maka nelayan percaya bahwa orang tersebut tidak akan selamat begitupun dengan kapal dan seluruh bawaannya.

Bertemunya beberapa arus laut

Selain beberapa mitos yang mungkin tidak dapat diterima oleh akal sehat, ternyata ada beberapa orang yang telah mengemukakan pengamatannya tentang tragedi ini dari sudut pandang ilmiah. Sejauh ini, keyakinan terbesar tentang kejadian ini adalah karena kawasan segitiga masalembo adalah tempat bertemunya beberapa arus laut.

Kawasan ini memiliki arus sangat kencang yang berasal dari barat dan terus memanjang ke Laut Jawa. Selanjutnya dari Selat Makassar terdapat arus utara yang terjadi akibat perbedaan suhu. Dua arus yang berbeda ini kemudian bertemu di Segitiga Masalembo dengan membawa materi lain termasuk sedimen laut.

Selain itu ada kantung udara (air pocket) di wilayah ini, yakni sebuah ruangan berisi udara yang mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga mampu menyedot pesawat, kapal, atau benda lain di sekitarnya. Jika pesawat terbang rendah di wilayah ini maka pesawat tersebut bisa tersedot atau malah terlontar ke atas.

Artikel Terkait