Advertorial
Intisari-online.com - Masyarakat Yogyakarta dikejutkan dengan goyangan gempa yang mengguncang wilayah mereka pada Rabu (29/8) dini hari pukul 01.36.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melaporkan, gempa tersebut berskala 5,8 SR.
Pusat gempa berada di laut, 112 km barat daya Gunungkidul, di kedalaman 10 km.
Tepatnyadi koordinat 110,23 derajat bujur timur dan 8,97 derajat lintang selatan.
Baca juga: Salah Kaprah Tentang Status Bencana Nasional, Bagaimana Gempa Lombok?
Gempa ini dirasakan dalam skala MMI III di Bantul, II-III Yogyakarta, II-III Karanganyar, II-III Karangkates, I-II Wonogiri, I-II Banjarnegara, I-II Purworejo, I-II Trenggalek, serta I-II Sawahan.
Dilaporkan Tribun Jogja, warga yang ada di Desa Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, langsung berlarian ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
Alat tradisional kentongan juga dibunyikan oleh beberapa orang.
Gempai ini tidak menyebabkan tsunami.
Sebab, meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, terdapat beberapa faktor yang mengamplifikasi guncangan gempa bumi tersebut.
"Wilayah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur tersier berupa batuan sedimen, batuan gunung api, batuan beku, batuan malihan, dan bancuh."
"Di sebelah utaranya disusun oleh endapan berumur kuarter."
"Guncangan gempa bumi akan terasa lebih kuat pada batuan endapan kuarter dan batuan tersier terlapukkan yang bersifat urai, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan mengamplifikasi guncangan gempa bumi," ujar Kasbani seperti dilansir Tribun Jabar.
Baca juga: Diguncang Gempa Lombok Rumah Adat Sasak Tetap Berdiri Kokoh, Ternyata Ini Rahasianya