Apakah Anda Tukang Komplain? Mari Cek dengan Kuis Ini!

Moh Habib Asyhad

Editor

Ciri tukang komplain
Ciri tukang komplain

Intisari-Online.com – Orang yang suka mengeluh atau komplain itu ibarat sakit kepala yang cekot-cekot, sulit digeleng-gelengkan dan dua kali lebih sulit untuk disembuhkan.

Mereka membuat hari yang cerah menjadi mendung dengan mencari-cari kesalahan. Mereka memuaskan "hobi" untuk selalu menyalahkan semua orang dan segala hal kecuali dirinya sendiri.

(Baca juga:Apa Itu Bitcoin, Bagaimana Cara Membelinya, dan Mengapa Pencipta Virus Ransomware Menginginkannya?)

Berapa banyak gejala "tukang komplain" ada pada diri Anda?

Pilihlah reaksi mana yang paling dekat dengan Anda, tetapi Anda harus jujur!

1. Mengenai cuaca, apakah Anda:

  1. sering mengomel karena terlalu panas, terlalu dingin, dsb.?
  2. tidak pernah berkomentar?
  3. berkomentar positif tentang hari-hari yang indah?
2. Pada waktu makan, apakah Anda:

  1. biasanya makan dengan antusias?
  2. Mencomot sana-sini, kemudian meninggalkan beberapa macam makanan tanpa di. makan?
  3. mengungkapkan terang-terangan makanan yang tidak Anda sukai?
3. Secara diam-diam atau terbuka Anda merasa bahwa Anda:

  1. merupakan korban ketidakberuntungan?
  2. seperti umumnya manusia, kadang-kadang sial juga?
  3. seorang. yang beruntung?
4. Apakah Anda merasa pasangan hidup atau rekan kerja Anda:

  1. lebih superior dari Anda?
  2. sepadan dengan Anda?
  3. memberikan kontribusi pada kemajuan dan kebahagiaan Anda?
5. Secara fisik, apakah Anda:

  1. menderita akibat penyakit-penyakit yang Anda bicarakan?
  2. kadang-kadang sakit, tetapi tidak menceritakannya kepada orang lain?
  3. umumnya berada dalam kondisi yang fit?
6. Jika membuka lemari pakaian Anda untuk memilih baju, apakah Anda merasa:

  1. senang melihat koleksi pakaian Anda?
  2. tidak memiliki apa-apa untuk dipakai?
  3. bahwa beberapa pakaian Anda membutuhkan sedikit perawatan atau perubahan?
7. Jika Anda membandingkan hidup Anda dengan hidup orang lain, apakah kebanyakan orang tampaknya:

  1. memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan kehidupan Anda?
  2. memiliki sejumlah masalah mendasar yang sama?
  3. kurang beruntung?
8. Apakah Anda menganggap diri Anda:

  1. orang yang senang berterus terang?
  2. orang yang mudah diajak bicara?
  3. orang yang pendiam, tipe yang suka mengritik?
9. Dari tiga warna di bawah ini, mana yang menjadi favorit Anda?

  1. merah?
  2. abu-abu?
  3. a kuning?
10. Dalam satu menit, buatlah dua daftar secara terpisah.

Satu daftar berisi hal-hal baik yang telah Anda alami hari ini. Sementara di daftar yang lain berisi hal-hal buruk yang telah terjadi.

Skor:

No.

A

B

C

1.

3

2

1

2.

1

2

3

3.

3

2

1

4.

3

2

1

5.

3

2

1

6.

1

3

2

7.

3

1

2

8.

3

1

2

9.

1

3

2

Jumlahkan skor Anda, dari 1 – 9. Untuk nomor 10: hitunglah hal-hal buruk yang terjadi pada diri Anda hari ini; begitu pula hal-hal yang baik.

Kurangi jumlah yang besar dengan jumlah yang lebih kecil. Jika jumlah hal-hal yang baik lebih besar daripada yang buruk, kurangi itu dari skor. keseluruhan.

Jika hal-hal yang buruk lebih besar jumlahnya daripada yang baik, tambahkan angkanya pada skor keseluruhan.

(Baca juga:Perbedaan Hak Pesangon Bagi Pekerja yang Resign dan di-PHK)

Analisis:

20 atau lebih: Anda seorang pengeluh yang kronis dan tampaknya butuh bantuan.

Dari berbagai pertanyaan di atas yang menyelidiki sikap mental Anda, dapat disimpulkan bahwa Anda perlu memeriksa diri dengan bersungguh-sungguh.

12 - 15: Ada beberapa hal yang bagi Anda sungguh menjengkelkan Anda mengeluh soal itu pada diri Anda sendiri dan mungkin juga pada orang lain, meski tanpa menyadarinya.

Cobalah temukan “sumber kemarahan" Anda dan obat penawarnya.

0 – 11: Anda orang yang bahagia, secara umum puas dan merasa damai dengan diri Anda dan dunia.

Jika tak bisa mengelakkan hal-hal kecil yang menyusahkan Anda bisa menanganinya tanpa perlu menyalahkan orang lain.

Anda berslkap positif dalam hidup dan menjalani kehidupan yang baik! (Jane Sherrod Singer. M.A./Ypt)

(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 1999)

Artikel Terkait