Intisari-Online.com - Kekuatan tempur pasukan kavaleri berupa barisan tank lapis baja masih menjadi ujung tombak dalam peperangan di darat.
Jika terjadi peperangan darat antara pasukan Rusia melawan NATO dan AS yang saat ini kedua pasukan sudah berhadap-hadapan di Eropa Timur, tampaknya duel tank seperti yang pernah terjadi dalam PD II akan terulang.
(Baca juga: Peluncuran Rudal Balistik Korut Tak Hanya Bikin Gusar Rusia Tapi Juga Kacaukan Perekonomian China)
Ketika bertempur melawan pasukan Nazi Jerman pada PD II, pasukan Rusia terlibat duel tank sengit di kota Kursk (Battle of Kursk) sebelum akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Nazi dari daratan Rusia.
Berdasar pengalaman tempur itu, kini Rusia sudah menyiapkan diri untuk menghadapi duel tank melawan tank-tank NATO dan AS menggunakan tank tanpa awak atau tank robot.
Secara fisik tank robot yang dinamai Uran-9 itu tetap seperti tank pada umumnya tapi dalam operasional tempurnya dikendalikan dari jarak jauh.
(Baca juga: Peringati Hari Kemenangan Atas Nazi, Rusia Malah Pamerkan Rudal Nuklir untuk Ancam AS)
Karena operasional tank robot Uran-9 seperti mengendalikan pesawat tanpa awak atau drone, tank Uran-9 pun tergolong sebagai drone darat, Unmanned Combat Ground Vehicle (UCGV).
Sebagai tank tempur lapis baja tanpa awak, produksi Uran-9 dikembangkan dari tank BMP-3 yang sudah dikenal sebagai tank pendukung tempur pasukan infanteri (darat).
Bobot tank Uran-9 adalah 14,7 ton dan dilengkapi persenjataan tank pada umumya seperti meriam, senapan mesin, kanon kaliber 30 mm, rudal antitank, dan lainnya.
(Baca juga: Tak Mau Kalah dari Korut, Rusia Ancam Serang AS dengan Senjata Nuklir yang Dipendam di Lautan)
Sebagai tank yang ditujukan untuk menghadang gempuran tan-tank pasukan NATO dan AS, Uran-9 yang bisa melaju dalam kecepatan 60 km perjam ini juga bisa melintasi medan ektrem dan genangan air yang cukup dalam.
Saat ini tank robot Uran-9 yang ketika dioperasikan seperti memainkan video game itu, karena personel operatornya cukup mengawasi melalui layar video, sedang dalam proses produksi massal.
Sesuai rencana Rusia akan memproduksi Uran-9 dalam jumlah ribuan dan siap dioperasikan pada tahun 2018 mendatang.