Intisari-Online.com -“Saya merem selesai.” Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tampak begitu pede dengan pencapaian swasembada bawang putih.
Menurutnya, swasembada bawang tidak sulit untuk diwujudkan, karena hanya butuh lahan 100 ribu hektare.
(Baca juga:Mikhail Kalashnikov: Salahkan Jerman kalau AK-47 Jadi Senjata Populer)
Dilansir dari Kompas.com, saat ini pemerintah dikabarkan telah menanam bawang putih di atas lahan seluas 800 hektare di Temanggung, Jawa Tengah, dan telah memanen hasilnya.
“Maaf, kami nggak boleh takabur, tetapi nggak terlalu sulit untuk swasembada bawang putih, hanya butuh 100.000 hektar. Kalau padi kan 15-16 juta hektar, jagung 6-7 juta hektare,” ujarnya, ringan.
Ia menambahkan, saat ini tidak ada peraturan yang melarang untuk impor bawang putih. Sehingga, pasokan bawang putih di Indonesia lebih banyak dari impor negara asing.
Oleh sebab itu, Amran telah melakukan revisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 86 Tahun 2013 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura.
Revisi itu, salah satunya berisi, para importir diwajibkan untuk menanam bawang putih dengan luas 5 persen dari kuota impor.
Mereka juga akan bermitra dengan petani lokal dalam menanam bawang putih.
(Baca juga:Berhentilah Takut, Tak Ada Bukti Kopi Bisa Meningkatkan Risiko Hipertensi)
“Ini masih impor karena sudah terlanjur kita buka rekomendasi. Revisi permentan juga sudah saya teken. Isinya perlonggaran ada speknya untuk bawang putih masuk ke indonesia, sehingga ada harga stabil ya,” jelasnya.
Di tempat lain, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono menambahkan, nantinya impotir akan menanam bawah putih dengan perhitungan 5 persen dikalikan jumlah kuota impor para impor.
Hasil perkalian itu kemudian akan kembali dibagi 6. Setelah dibagi, akan ditemukan berapa jumlah luas tanam bawang putih yang harus dilakukan importir.
Menurut Spudnik, angka 6 tersebut diasumsikan bahwa 1 hektare lahan akan mendapatkan 6 ton bawang putih.
(Baca juga:Ada yang Masih Ingat Nelson Mandela? Inilah 5 Fakta Tak Terduga Tentang Nelson Mandela)
“Misalnya kuotanya 1.000 ton dikali 5 persen jadi 50 habis itu dibagi 6 itu 8 komaan. Jadi 8 komaan hektar itu yang dia tanam dengan bermitra dengan petani. Jadi bukan dia (importir) yang tanam,” tandasnya.
Kita harap apa yang disampaikan Mentan Amran itu bukan pepesan kosong semata!