Intisari-Online.com – Kisah tragis ini bisa menjadi perhatian bagi kita semua, para orangtua dan juga pendidik.
Gabe (8), siswa Sekolah Dasar Carson di Cincinnati, AS, asal Ohio, ini gantung diri di kamar tidurnya menggunakan dasi. Anak gantung diri saja sudah menjadi pertanyaan besar.
(Baca juga: Jadi Korban Bully Seumur Hidupnya, Gabis Penderita Vitiligo Ini Kini Menjadikan Tubuhnya Karya Seni)
Lebih mengagetkan lagi, sebelum bunuh diri anak itu ternyata mengalami perisakan (bullying) oleh beberapa temannya dan banyak yang tak peduli dengan menengahi perisakan itu.
Sang ibu, Cornelia Ryenolds, pun tidak mengetahui bahwa anaknya mengalami perisakkan. Ia hanya dipanggil ke sekolah karena anaknya mengeluh sakit perut.
Ryenolds membawa Gabe ke rumah sakit malam itu setelah anak laki-lakinya itu muntah dan mengeluh sakit perut. Dokter mengatakan bahwa anak itu menderita virus perut dan mengijinkannya pulang.
Baik dokter maupun ibu anak laki-laki itu tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya pada hari itu.
(Baca juga: Jadi Orangtua Siaga Mesti Paham 6 Jenis Bullying Yang Bisa Saja Terjadi Pada Anak)
Beruntung ada rekaman CCTV yang akhirnya menguak kejadian sebelum si anak mengeluh sakit perut.
Dari video itu terlihat, Gabe dipukul di perut oleh seorang anak laki-laki. Akibat pukulan itu Gabe terjatuh ke lantai.
Ia kemudian berdiri dan ingin berjabat tangan, namun malah didorong ke lantai menggunakan dengkul dan tanganya.
Penyerang tadi seakan bersuka cita dan “merayakan” aksinya ketika Gabe terbaring tak bergerak.
Selama beberapa menit kemudian, anak-anak yang lain bertindak lebih “brutal”. Ada yang mengejek, menyenggol, menginjak, dan bahkan menendang Gabe.
(Baca juga: Selamat dari Kanker Otak, Bethany Thompson Memilih Bunuh Diri Setelah Tidak Tahan Di-"bully")
Tidak ada keterangan usia anak-anak yang merisak Gabe. Namun, komplek pendidikan di situ meliputi jenjang Taman Bermain hingga Sekolah Dasar (kelas 6). Ada 750 siswa di dalamnya.
Sekolah Umum Cincinnati memberikan pernyataan yang berbeda. Dikatakan bahwa ketika anak itu terbaring diam tanpa ada pengawasan orang dewasa, pihak sekolah lalu memanggil perawat untuk mengecek kondisi anak.
Ibu si anak laki-laki itu kemudian ditelepon untuk menjemput anaknya serta membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa.