Intisari-Online.com - Dunia internasional mungkin masih bertanya-tanya mengenai sepak terjang Korea Utara yang ingin melancarkan serangan nuklir ke daratan Amerika Serikat.
Tapi yang membikin penasaran serangan nuklir Korut itu kok tidak pernah dilakukan dan hanya merupakan ancaman yang selalu digembar-gemborkan saja.
(Baca juga: Korea Selatan Lantik Presiden Baru yang Pandangannya Berbeda 180 Derajat dari Kim Jong Un)
Militer Korut tidak melancarkan serangan nuklir atau menyerang dengan senjata apapun baik ke Korea Selatan maupun ke posisi pasukan AS yang berada di Korsel sesungguhnya menunjukkan kecerdasan Kim Jong Un.
Seperti negara-negara lainnya meskipun Kim Jong Un memerintah Korut dengan gaya ditaktor, ketika mengambil keputusan vital, ia tetap mengandalkan informasi dari badan intelijennya.
Badan intelijen Korut dikenal memilki para personel yang sangat militan dan menerapkan cara-cara intelijen KGB di era Perang Dingin.
Sistem kerja intelijen Korut bisa dikatakan menghalalkan segala cara mengingat personel intelijen Korut juga bertugas sebagai eksekutor.
(Baca juga: ‘Ngebet’ Ingin Serang AS dengan Nuklir, Kim Jong Un Justru Gemari Musik Barat dan Film Hollywood)
Mereka bukan hanya bertugas sebagai mata-mata tapi sekaligus pasukan pembunuh.
Tewasnya kakak tiri Kim Jong Un, yakni Kim Jong Nam di Malaysia pada bulan Februari 2017, menunjukkan bawa intelijen Korut bisa beroperasi di mana saja untuk melakukan pembunuhan atas nama negara.
Karena menerapkan cara kerja ala Perang Dingin, kemampuan intelijen Korut pun sangat mumpuni dan hasil analisa intelijennya masih dipercaya oleh Kim Jong Un untuk mengambil keputusan, termasuk harus bagaimana menghadapi AS.
Sebagai generasi ketiga pewaris kekuasaan Korut dan berdasarkan masukan dari badan intelijennya, Kim Jong Un sadar jika AS dan sekutunya sangat takut terhadap senjata nuklir.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR