Intisari-Online.com - Militer China terus meningkatkan kekuatan tempurnya di kawasan Laut China Selatan.
Beragam mesin perang terus diproduksi terutama mesin-mesin perang yang bisa berperan secara tangguh dan letal di kancah medan tempur maritim.
(Baca juga: Drastisnya Pembangunan Militer Cina)
Untuk meningkatkan kemampuan tempurnya guna menciptakan efek detterent yang di kawasan Laut China Selatan, militer China ternyata tidak hanya memproduksi jet-jet tempur mutakhir, tapi juga makin terang-terangan menunjukkan kehadirannya di Laut China Selatan juga memproduksi pesawat yang bisa dioperasikan baik di laut maupun daratan sekaligus.
Yakni pesawat amfibi berukuran raksasa, AG-600.
Tujuan utama China memproduksi pesawat amfibi AG-600 yang dinamai Jiaolong atau Naga laut itu memang bukan semata-mata untuk kepentingan pesawat transpor sipil saja tapi juga untuk kepentingan militer.
Pesawat Jiaolong yang diproduksi oleh China Aviation Industry General Aircraft Company (CAIGA) dan di roll out pada bulan Juli 2016 sudah siap operasional tahun 2017 ini.
(Baca juga: Bagaimana Rasanya Naik Panser ANOA Amfibi? Tanya Saja ke Presiden Jokowi)
Selain untuk keperluan operasional militer, Jiaolong juga dioperasikan untuk kepentingan operasi pemadam kebakaran, SAR laut, monitoring lingkungan dan eksplorasi kelautan, serta monitoring kondisi lingkungan laut lainnya.
Sebagai pesawat amfibi yang oleh China diklaim memiliki ukuran terbesar di dunia, Jiaolong smempunyai ukuran panjang fuselage 36,9 meter, tinggi 12,1 meter, wingspan-nya sepanjang 38,8 meter, dan maximum take off weight 53.500 kg, serta sanggup membawa pasukan bersenjata lengkap sebanyak 50 personel.
Secara fisik, ukuran fuselage Jiaolong bahkan mirip dengan pesawat komersil Boeing-737.
Jika dibandingkan dengan pesawat amfibi lainnya, seperti yang dimiliki oleh Jepang (ShinMaywa) dan Rusia (Beriev Be-200), ukuran fuseslage Jiaolong sebenarnya tidak jauh lebih besar.
Hanya terpaut beberapa meter untuk ukuran panjang fuselage dan perbedaanya tidak sampai di atas 10 meter.
Namun China sekali lagi mengklaim, Jiaolong memiliki teknologi yang lebih mutakhir demi mendukung operasi-operasi militernya, khususnya untuk misi tempur dan patroli antikapal selam.