Intisari-Online.com - Cita-cita China untuk memilki kapal induk buatan sendiri akhirnya terwujud setelah pada (Minggu 23/4) lalu, kapal induk kedua diluncurkan ke laut.
Angkatan Laut China selama ini telah mengoperasikan kapal induk pertamanya, Lioning, dan sudah dioperasikan di kawasan Laut China Selatan.
(Baca juga: Meski Sulit Dilakukan, Ancaman Korea Utara Menenggelamkan Kapal Induk Amerika Serikat Bukan Gertak Sambal Belaka)
Gara-gara kehadiran Lioning itulah hubungan AS dan China makin menegang karena keduanya sama-sama memiliki kepentingan strategis di perairan Laut China Selatan.
Lioning sendiri sebelumnya merupakan kapal induk bekas milik Rusia, Varyag dan dibeli oleh China dengan alasan akan dibangun menjadi kapal pesiar atau semacam hotel terapung.
Tapi diam-diam China ternyata membangun Varyag yang saat itu “masih kosong” menjadi kapal induk yang sesungguhnya.
(Baca juga: Tak Sanggup Sediakan Telur dalam Jumlah Besar, Bali Gagal Dikunjungi Kapal Induk AS)
Membangun kapal induk sangat sulit dan perlu biaya besar karena kapal induk sebenarnya merupakan kapal untuk memindahkan kekuatan tempur darat dan udara ke dalam laut.
Salah satu peran kapal induk adalah menjadi pangkalan udara bagi sejumlah pesawat tempur lengkap dengan fasilitas runway, menara ATC, dan unsur-unsur pendukung lainnya.
Dengan modal kapal induk bekas, China sebenarnya hanya tinggal mereparasi dan mengisinya.
Untuk mengisi kapal induk Lioning, China juga tidak mengalami kesulitan karena sudah bisa mempoduksi jet-jet tempur sendiri seperti Shenyang J-15, pesawat intai Z-18J AEW, dan heli antikapal selam Changhe Z-18F.
(Baca juga: Baik dalam Perang ataupun Damai, Kehadiran Kapal Induk Selalu Mengundang Beragam Makna)
Berkat pengalaman membangun kapal induk Varyag dan menyulapnya menjadi kapal induk Lioning, China memiliki modal untuk membuat kapal induk sendiri.
Kapal induk kedua yang baru saja diluncurkan memang belum diisi oleh mesin-mesin perang.
Tapi secara teknis semua perangkat di kapal induk yang kedua itu sudah siap mengoperasikan beragam pesawat tempur, helikopter, peluncur rudal, torpedo, dan lainnya.
Modal dasar China untuk memrpoduksi kapal induk sendiri juga sama. Meniru barang yang sudah ada sekaligus mengembangkannya.
Maka tidak mengherankan jika melalui keberhasilan membuat kapal induk sendiri itu, China juga sedang merancang kapal induk ketiga yang akan dioperasikan menggunakan tenaga nuklir.