Emmanuel Macron Jadi Presiden Prancis Termuda dalam Sejarah: 9 Fakta tentang Emmanuel Macron

Moh Habib Asyhad

Editor

Emanuel Macron jadi presiden Prancis termuda dalam sejarah
Emanuel Macron jadi presiden Prancis termuda dalam sejarah

Intisari-Online.com -Emmanuel Macron akhirnya memenangi pemilu presiden Prancis putaran kedua. Sebenarnya ini bukan hal yang mengejutkan mengingat banyak orang yang sudah memprediksi kemenangannya.

(Baca juga:V Nanammal, Instruktur Yoga Tertua di India Berusia 98 Tahun yang Kuasai 20 Gerakan Yoga)

Siapa Emmanuel Macron? Tujuh fakta ini akan membuat kita mengenal lebih dekat Presiden 39 tahun ini.

1. Istrinya 24 tahun lebih tua

Macron mengenal Brigitte Trogneux saat berusia 15 tahun di sebuah panggung teater.

Setelah bercerai dari suami pertamanya, Trogneux dan Macron menikah di tahun 2007.

Mereka tidak memiliki anak bersama, tapi Trogneux (63), memiliki tiga anak dan tujuh cucu.

2. Mantan pegawai bank bergaji besar

Sebelum bekerja sebagai bankir investasi di Rothschild & Cie Banque, Macron bekerja sebagai inspektur keuangan kementrian ekonomi Perancis.

Tahun 2008, ia membayar 50 ribu euro atau sekitar Rp730 miliar untuk bisa keluar dari ikatan dinas dengan pemerintah dan bekerja sebagai bankir.

Dalam kampanyenya, Macron berjanji akan membuat Prancis menjadi negeri yang lebih ramah bisnis dan mengurangi pajak perusahaan.

3. Seorang pluralis

Macron seorang yang sangat pluralis dan menghargai perbedaan, termasuk dalam keyakinan.

“Tidak ada agama yang menjadi masalah di Prancis saat ini,” ujar Macron saat kampanye bulan Oktober 2016.

(Baca juga:Unik Sekaligus Aneh, Dari 7,4 Miliar Orang di Seluruh Dunia, 5 Kota Ini Dihuni 1 Orang Saja)

4. Pro-intervensi di Suriah

Dalam sebuah laporan, Macron ingin meningkatkan anggaran pertahanan hingga dua persen, dari angka 1,8 persen produk domestik bruto (PDB).

Ia juga pernah mengatakan, harus ada intervensi internasional di Suriah, jika ada bukti bahwa Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia.

5. Pro-Uni Eropa

Marine Le Pen berjanji untuk menarik Prancis dari Uni Eropa seperti Inggris tahun 2016.

Dan Macron adalah pendukung Uni Eropa. Ia ingin ada beberapa perubahan, supaya Uni Eropa lebih kuat lagi.

“Sejak 2008 kita gagal membangun Eropa. Sejak 2008 hanya ada generasi terlupakan yang melihat segelintir dari rencana kita terwujud. Tugas kita adalah membangun kembali impian Eropa,” ujarnya.

6. Politisi pemula

Bagaimanapun juga, Macron adalah politisi pemula. Kita tahu, sebelumnya ia adalah seorang bankir.

7. Hanya butuh satu tahun untuk jadi presiden

Wartawan BBC, Becky Branford, mengatakan bisa saja Macron maju di pilpres dengan tiket dari Partai Sosialis.

Namun, ia sadar betul bahwa dengan popularitas partai yang menurun, ia perlu kendaraan lain yang segar, yang bisa dirasakan secara langsung oleh rakyat.

Macron mendirikan En Marche! Pada 2016. Inilah kendaraannya maju sebagai presiden Prancis.

(Baca juga:Selain Ampuh Menurunkan Berat Badan, Mengonsumsi Satu Buah Pisang Saban Hari Juga Punya Manfaat Lainnya Lho! Penasaran?)

8. Bukan dari partai utama

Untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II, presiden terpilih bukan berasal dari dua partai utama, Sosialis dan Republik yang berhaluan kanan tengah.

Pada April 2016 ia mendirikan En Marche!, gerakan berhaluan tengah yang ia gunakan sebagai kendaraan politik di pemilihan presiden.

9. Mantan menteri di era Francois Hollande

Ia pernah menjadi menteri ekonomi Presiden Francois Hollande, politisi Partai Sosialis.

Fakta ini, menurut pengamat politik Francois Raillon, bermakna bahwa Macron juga adalah bagian dari kelompok mapan (establishment).