Advertorial
Intisari-Online.com -Bentrokan antara warga terjadi di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) memakan korban jiwa.
Bentrokan tersebut antara warga Desa Tanah Merah dan Desa Oebelo.
Akibat bentrokan itu lanjut, seorang pemuda berinisial AC (18) asal Desa Oebelo, meninggal di tempat.
Korban luka-luka yang awalnya dilaporkan berjumlah lima orang, bertambah menjadi delapan orang.
Baca juga:Ini 19 Daftar Belanja Pribadi Zumi Zola yang Diduga Dibayar Menggunakan Uang Gratifikasi
Kasubag Humas Polres Kupang Iptu Simon Seran mengatakan korban yang terluka, saat ini menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Leona dan Rumah Sakit Umum Daerah Naibonat.
Korban yang luka tersebut, lanjut Simon, empat orang dari Desa Tanah Merah dan empat lainnya dari Desa Oebelo.
"Korban yg terluka dari Desa Tanah Merah berinisial MP, ZK, DD, JM. Dan empat lainnya dari Desa Oebelo berinisial GG, JDT, MDC dan ASD," ucap Simon kepada Kompas.com, Jumat (24/8/2018).
Korban yang meninggal dunia kata Simon, sempat dibawa ke RSUD Naibonat dan hendak dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Kupang, untuk mengetahui penyebab kematian korban, namun ditolak oleh keluarga korban.
Menurut Simon, bentrokan antara kedua warga tersebut sudah sering terjadi, akibat adanya rasa dendam pada persoalan sebelumnya yang pernah terjadi, sehingga apabila kasus tersebut tidak diselesaikan secara tuntas hal ini akan berpotensi terjadinya konflik sosial yang serupa di kemudian hari.
"Karena itu, perlu dilakukan mediasi dengan melibatkan pihak pemerintah desa, kecamatan, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat dari kedua belah pihak untuk mencegah timbulnya permasalahan baru," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, bentrokan antara warga terjadi di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (23/8/2018) kemarin sore.
Baca juga:Menantunya Bunuh Anak dan 3 Cucunya, Mertua Ini Menangis di Pengadilan
"Bentrokan berlangsung sekitar pukul 16.00 Wita, antara warga Desa Tanah Merah,"ungkap Jules kepada Kompas.com, Jumat (24/8/2018) pagi.
Akibat bentrokan itu lanjut Jules, seorang pemuda berinisial AC (18), meninggal di tempat.
Peristiwa itu bermula ketika seorang warga berinisial DM menggembalakan ternak sapinya di areal sawah Desa Tanah Merah.
Saat sedang menggembala sapi, datanglah sekelompok pemuda dan mengusir sapi milik DM.
Melihat itu, DM pun menegur. Namun teguran itu membuat kelompok pemuda itu tersinggung, sehingga mengeroyok DM hingga terluka.
Setelah itu, DM lalu memberitahukan kepada keluarga dan kerabat serta kenalannya. Karena terpancing emosi, warga kedua kelompok pun terlibat bentrokan.
"Bentrokan pun berhasil diredakan oleh aparat keamanan dari kepolisian, Brimob dan dibantu oleh TNI,"imbuhnya.
Saat ini, situasi sudah kondusif. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan secara intensif terhadap peristiwa bentrokan itu.
(Sigiranus Marutho Bere)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Bentrok gara-gara Sapi Diusir, 1 Tewas, 8 Orang Terluka".